Cari Berita berita lama

KoranTempo - Teori Mr X Yang Akhirnya Patah

Rabu, 27 Pebruari 2002.
Teori Mr X Yang Akhirnya PatahHari itu 8 September 1986, selepas magrib, telepon berdering di rumah Budimuljono, di Jalan Guru Alip, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Dice konon sedikit gugup ketika menerima telepon itu. Dengan hanya menenakan daster batik dan bersandal, wanita cantik itu terburu-buru saat meninggalkan rumah. Ia mengendarai mobilnya Honda Accord putih bernomor potisi B 1911 ZW. Namun, ketika diperiksa polisi, Pak De mengaku tak pernah menelepon Dice.

Tak ada yang tahu pasti, ke mana sebenarnya malam itu Dice pergi. Kepada suaminya, Budimuljono, ia mengatakan akan pergi ke salonnya, Puri Citra Ayu, yang terletak di perumahan mewah Kalibata Indah. Tetapi kepada pembantunya, ia mengatakan akan menagih utang.

Tiga jam kemudian, sekitar pukul 22.05, Honda Accord B 1911 ZW itu terlihat melaju masuk Jalan Dupa. Tak jelas, apakah mobil itu masuk dari arah kompleks perumahan Kalibata Indah, dari arah selatan, ataukah dari utara, dari Jalan Kalibata. Mobil meluncur dengan kecepatan sedang. Tiba di pertigaan Jalan Mesjid, menurut beberapa saksi mata, mobil memperlambat jalannya, lalu berhenti agak melewati pertigaan.

Diduga, tak lama setelah mobil dihentikan itu si pembunuh melepaskan tembakan beruntun ke arah korban. Diperkirakan tembakan pertama dan kedua adalah yang diarahkan ke bagian punggung. Sebuah sumber majalah TEMPO saat itu menyebutkan, tersangka kemungkinan memang duduk di kiri depan, yang mula-mula mungkin berlagak mengajak untuk bermesraan. Ketika itulah tembakan dilepaskan.

Tembakan, agaknya, dilepas tanpa diduga korban. Begitu tubuh korban miring ke kiri, tersangka mungkin sedikit beringsut dan kembali melepas tembakan yang mengenai bawah telinga kanan, leher, dan ketiak.

Sebuah sumber menyebutkan, pistol yang digunakan kemungkinan besar jenis revolver kaliber 25. "Kalau kaliber 22, kelihatannya kok terlalu kecil. Sebaliknya, kalau kaliber 32 terlalu besar, dan akan mengakibatkan luka yang lebih meruyak," ujarnya. Dugaan tentang jenis revolver ini karena tak ditemukannya selongsong peluru di TKP. Sumber ini yakin pistol kaliber 25 silinder yang dipakai si penembak berasal dari jenis yang langka. Artinya, pistol jenis itu amat sedikit yang memilikinya, di Indonesia.

Di dalam mobil hanya ditemukan sebuah proyektil peluru. Susah diduga jenis senjata hanya dari proyektilnya. Itu sebabnya, seperti ditulis TEMPO minggu lalu, ada pula yang menduga jenis pistol kaliber 22 yang dipakai. Tapi kaliber berapa pun yang dipakai, tampaknya senjata pembunuh itu bukan dari senjata organik ABRI.

Usai mengeksekusi, si pelaku membuka pintu dan melangkah ke luar kendaraan. Di tersangka sedikit menempelkan tangan kanannya, yang ada bekas darah merah, ke bodi mobil. Dan bekas darah pun menempel, di pintu belakang kiri.

Ketika itu jam menunjukkan sekitar pukul 22.05. Di mulut Jalan Dupa itu, Zaenal, karyawan pabrik sepatu Bata mengaku berpapasan dengan seorang pria berjaket hitam dan berbaju putih. Pria tadi berjalan agak tergesa-gesa. Di belakang si pria tampak ada sebuah mobil diparkir di tepi jalan. Mesinnya masih hidup dan lampu sein kirinya menyala.

Semula, Zaenal mengira penumpang mobil sedang pacaran. Tapi, Zaenal tak melihat ada orang di dalam mobil, karena tubuh korban sudah rebah ke kiri. Ia lantas menghubungi Muntako, koordinator Sapam PT Dupa. Muntako datang sepuluh menit kemudian, yang menyenter ke dalam mobil. Ia melihat ada wanita ayu tergolek tak bergerak di jok depan. Ketika itu pukul 22.15.

Lalu, ke mana saja Dice sempat pergi sekeluar dari rumah sampai sekitar pukul 22.15 ketika ia ditemukan tewas dalam mobil? Ada waktu lebih dari tiga jam, sedangkan jarak rumah di Jalan Guru Alip dan kompleks Kalibata Indah hanya sekitar 2 km. Tidak terlalu mudah untuk memperkirakan, ke mana saja bekas foto model itu singgah. Tapi hampir pasti yang ditemuinya teman dekat karena korban hanya mengenakan pakaian bersahaja.

Menurut sumber TEMPO, motif pembunuhan tampaknya seperti yang sudah diduga sejak awal: masalah yang berkaitan dengan soal cinta dan pemerasan. Sebut saja seseorang bernama Mr. X, yang sejak beberapa tahun terakhir dikabarkan punya hubungan dekat, bahkan sangat dekat, dengan korban. Dia ini seorang karyawan perusahaan swasta, berwajah ganteng, dan belakangan konon tak punya kerja tetap.

Melihat latar belakang Mr. X, kata sumber TEMPO, ia tak akan sulit memperoleh pistol. Dulu, kata sumber, orang itu menjadi anggota sebuah gang di Bandung, yang cukup dikenal dan ditakuti. Ketika itulah ia berkenalan dengan korban.

Tapi semua teori itu patah, dan Pak De divonis seumur hidup.hanibal/riset

No comments:

Post a Comment