Cari Berita berita lama

KoranTempo - Telkom Batalkan Rencana Penjualan Anak Perusahaan di Bidang Jasa Satelit

Jumat, 30 Agustus 2002.
Telkom Batalkan Rencana Penjualan Anak Perusahaan di Bidang Jasa SatelitJAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tengah mengkaji ulang kemungkinan untuk membatalkan rencana menjual saham di anak perusahaannya, yakni PT Citra Sari Makmur dan PT Pasifik Satelit Nusantara yang bergerak di layanan jasa satelit.

Pembatalan penjualan itu karena Telkom ingin mengembangkan bisnis di sektor layanan satelit.

Berdasarkan catatan Koran Tempo, Telkom memiliki saham sebesar 25 persen di Citra Sari Makmur dan 22,57 persen di Pasifik Satelit Nusantara. Citra Sari Makmur selama ini dikenal sebagai penyedia jasa very small apperture antenna (VSAT). Sedangkan Pasifik Satelit Nusantara merupakan operator telepon berbasiskan satelit, baik untuk jaringan telepon seluler maupun telepon tetap.

"Pelepasan saham di dua perusahaan itu mungkin tidak jadi dilakukan, karena Telkom juga tengah mengkaji untuk mengembangkan bisnis di layanan jasa satelit," kata Direktur Utama PT Telkom Kristiono kepada Koran Tempo di Jakarta.

Menurut Kristiono, Telkom membutuhkan anak perusahaan untuk mengoperasikan layanan jasa satelit itu. Bahkan melihat kondisinya, Telkom justru ingin memperbesar jumlah kepemilikan sahamnya dan berusaha untuk menguasai mayoritas saham di kedua anak perusahaannya itu.

Rencana tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperbesar jasa layanan satelit, terutama untuk pasar eceran karena selama ini di sektor jasa layanan satelit, Telkom hanya mengandalkan pada jasa penyewaan transponder. Upaya ini juga terkait dengan rencana untuk mengembangkan satelit Telkom-2 yang tendernya akan segera diumumkan.

"Selama ini Telkom hanya mengandalkan pada penyewaan transponder saja. Ke depan, hal ini sudah tidak bisa dilakukan lagi, harus ada pengembangan dalam bisnis jasa satelit," katanya.

Menurut Kristiono, saat ini dari satelit yang dikelola Telkom, yakni Palapa B-4 dan Telkom-1, sekitar 60 persen masih digunakan untuk menopang operasional Telkom dan sisanya yang disewakan. Secara bertahap, Telkom akan mengurangi penggunaan untuk kebutuhan sendiri dan sistem transmisinya akan dialihkan melalui serat optik dan radio, seperti yang sedang dibangun sekarang. Sedangkan sisa kapasitas transpondernya akan digunakan untuk meningkatkan jasa layanannya.

Adanya pergeseran layanan jasa satelit tersebut, memungkinkan Telkom untuk mengembangkan satu unit bisnis tersendiri, meskipun seluruh keputusan mengenai hal itu tergantung dari kajian bisnisnya.

Ketika disinggung jenis jasa retail yang akan dibidik Telkom, Kristiono menjelaskan, jasa itu bisa berupa pengembangan jasa VSAT maupun layanan telepon seluler berbasis satelit, karena kedua sektor itu dinilai mampu menopang bisnis Telkom di sektor jasa informasi dan komunikasi. "Melalui Pasifik dan Citra, mungkin bisa dikembangkan jasa seluler satelit untuk meningkatkan penetrasi pasarnya," katanya.

Patrakom dijual

Namun, langkah untuk tetap mempertahankan Pasifik dan Citra ini tidak dilakukan untuk PT Patrakom, anak perusahaan penyedia jasa layanan satelit untuk pasar offshore. Selain pasarnya tidak cukup besar, jasa layanan ini masih bisa digantikan dengan perluasan bisnis dari layanan VSAT.

Kajian bisnis terhadap layanan jasa satelit ini, menurut Kristiono, banyak didasarkan untuk mempercepat pengembalian investasi perusahaan. Telkom harus memprioritaskan pengembalian investasi dari jasa satelit. Apalagi, saat ini sudah ada pergeseran fungsi satelit sebagai jaringan transmisi telekomunikasi. "Kalau Patrakom, kemungkinan akan dilepas," katanya.

"Berapa biaya pembayaran dan tingkat pengembalian investasinya itu yang juga perlu dikaji. Karena itu, Telkom masih menunggu hasil kajian secara menyeluruh mengenai layanan jasa satelit ini," katanya.

Menurut Kristiono, setelah kajian bisnis satelit itu selesai, Telkom akan mengumumkan pemenang tender pengembangan satelit Telkom-2.

Seperti diberitakan sebelumnya, Telkom harus segera meluncurkan satelit pengganti untuk Palapa B-4, karena satelit Palapa B-4 sudah habis masa operasinya pada 2003. Mengingat masa pengembangan satelit dan peluncuran membutuhkan waktu sampai 18 bulan, calon pemenang tender sudah harus diputuskan pada pertengahan tahun ini.

Proses tender Telkom-2 itu tinggal mengumumkan pemenangnya. Sampai saat ini, untuk mengembangkan proyek itu sudah ada Orbital dan Hodge yang berasal dari Amerika Serikat yang bersaing untuk menjadi pengembangan satelitnya. Sedangkan Ariannespace (Perancis) dan Boeing (Amerika Serikat) bersaing untuk memperebutkan peluncuran satelitnya. deddy hermawan

No comments:

Post a Comment