Cari Berita berita lama

KoranTempo - Pusat Grosir Tekstil Pindah ke Pekalongan

Jumat, 28 Pebruari 2003.
Pusat Grosir Tekstil Pindah ke PekalonganPEKALONGAN - Pemerintah menyiapkan industri tekstil di Pekalongan, Jawa Tengah, untuk menggantikan pasar pakaian bekas impor dalam negeri. Di daerah itu juga bakal dibangun pusat grosir baru.

Langkah ini ditempuh agar industri tekstil di Pekalongan tidak ambruk pascakebakaran Pasar Tanah Abang. Dengan begitu, mereka dapat mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia.

"Masih banyak pedagang yang dapat memasok pasar tersebut. Karena itu, kami akan usahakan agar produk tekstil di Pekalongan dapat dipasarkan ke luar Jawa," kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi dalam kunjungannya ke industri tekstil di Pekalongan kemarin.

Sebelumnya, pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian telah melarang impor pakaian bekas. Selain dianggap tidak higienis, pemerintah menilai impor itu akan menekan industri tekstil dalam negeri. Namun, akibat keputusan itu, kata Rini, banyak pedagang pakaian, terutama di luar Jawa, mengeluhkan kelangkaan barang.

Karena itu, menilik dampak kebakaran pasar Tanah Abang, pemerintah berinisiatif untuk memasok kelangkaan barang dengan produk dari industri tekstil Pekalongan. Alasannya, selama ini pasar utama tekstil Pekalongan adalah Tanah Abang. Bahkan, pangsa pasar batik, misalnya, mencapai 40 persen dari tekstil yang dijual di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu.

Dalam kunjungan itu, sejumlah produsen dan pengrajin tekstil mengeluhkan anjloknya pemasaran produk mereka yang dikerjakan oleh industri rumahan. Mereka mengaku terancam bangkrut.

"Pendapatan saya berkurang lebih dari 50 persen, padahal harus membayar para pegawai," kata Hajah Bisri Romli, seorang produsen jins.

Arofah, pengusaha batik, mengeluhkan hal serupa, walau berusaha untuk bertahan. "Kami takut pegawai kaget kalau produksi tiba-tiba dihentikan."

Bahkan, ada juga pengusaha batik yang sama sekali belum mengirim barang selama 12 hari terakhir. Biasanya bisa mengirimkan 50 bal kain batik per hari. Utang mulai membelit pengusaha di sana lantaran belum mampu membayar cicilan bahan baku yang diimpor dari Cina dan India.

Dua hari lalu, produsen tekstil dari Pekalongan menemui Wakil Presiden Hamzah Haz. Dalam pertemuan, mereka mengaku kerugian yang diderita pengusaha besar mencapai Rp 2 miliar dan pengusaha kecil Rp 25 juta gara-gara Pasar Tanah Abang terbakar. Kerugian itu terjadi lantaran permintaan menurun drastis.

Menteri Rini menuturkan, pemerintah akan mendirikan pusat-pusat grosir baru. Pekalongan, katanya, dapat menjadi pusat grosir alternatif, sehingga tidak bergantung pada Tanah Abang.

Salah satu yang mulai dirintis adalah Pusat Grosir Sentono di tengah kota Pekalongan. "Pusat grosir memang diperlukan di sentra-sentra produksi. Tidak hanya membuat, sekaligus memasarkan," kata Rini.

Apalagi, katanya, Pekalongan merupakan daerah yang mudah dijangkau pengusaha dari daerah lain. Meski begitu, industri tekstil Pekalongan belum dapat diarahkan untuk pasaran internasional. "Minimal untuk skala nasional dulu." dara meutia uning

No comments:

Post a Comment