Cari Berita berita lama

KoranTempo - Impor Mobil April Naik 3 Persen

Rabu, 5 Juni 2002.
Impor Mobil April Naik 3 PersenJAKARTA - Volume impor kendaraan bermotor pada April tahun ini mencapai 1.100 unit, naik 2-3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Importir Kendaraan Bermotor Indonesia Budhiman Sirod yang menjadi pemicunya adalah menguatnya kurs rupiah terhadap dolar. Harga jualnya di pasar domestik berkurang sekitar 5 persen.

Selain itu, katanya, kebetulan pula pada bulan-bulan ini negara produsen otomotif banyak mengeluarkan model baru, sehingga permintaan dari Indonesia ikut bertambah. Beberapa merek dan model baru akan hadir di Indonesia, seperti SAAB dari Cekoslovakia dan Alfa Romeo.

Budhiman mengungkapkan sepanjang Maret hingga Oktober produsen otomotif banyak mengeluarkan produk baru. Maka sepanjang itu pula potensi pertambahannya besar. "Saya saja mengimpor lima Crown model baru, semuanya sudah laku sekarang," ujarnya pada Koran Tempo kemarin.

Berdasarkan data asosiasi periode Januari-Mei, katanya, penjualan mobil impor di Indonesia empat ribu unit. Merek paling laku Hyundai Matriks asal Korea Selatan. Untuk penjualan sepanjang tahun ini, asosiasi memperkirakan volumenya 12 ribu uit. Tahun lalu tujuh ribu unit, sedangkan pada 2000 volumenya 10 ribu unit.

"Kami yakin target penjualan mobil impor tahun ini tercapai. Kondisi ekonomi mulai membaik. Karena itu, kami akan mengadakan pameran sekitar September nanti untuk menampilkan model-model baru," ujarnya.

Menurut Budhiman, produksi mobil Jepang di seluruh dunia tahun ini sekitar 17 juta unit. Jumlah ini naik 6 persen ketimbang tahun lalu. Produksi mobil di Jepang sendiri mencapai enam juta unit.

Dari sektor makanan, Sekjen Asosiasi Importir Makanan dan Minuman Indonesia Mario Waas mengatakan penguatan kurs rupiah atas dolar belum berdampak kepada para importir makanan. Alasannya, produk impor yang dibeli dengan kurs lama masih banyak di pasaran.

"Produk yang kami beli denga kurs lama masih banyak di pasaran alias belum laku," ujarnya.

Dia mengaku pengaruh penguatan kurs dalam jangka pendek belum terlihat. Tapi dalam jangka panjang sangat baik pengaruhnya, karena produk impor makin mampu bersaing dengan produk lokal.

Apalagi, lanjutnya, selama ini para anggota asosiasi yang terdiri atas 40 perusahaan mengimpor produk yang kualitasnya lebih baik dari produk lokal. Sementara produk lokal tidak mungkin menurunkan harga. "Jadi kami akan memanfaatkan momen ini untuk bersaing dengan produk lokal."

Mario berpandangan kondisi ini akan menguntungkan industri makanan dan minuman di Indonesia. Sebab, produk lokal mempunyai pesaing yang kuat, sehingga berusaha keras untuk terus meningkatkan kualitasnya. syakur usman

No comments:

Post a Comment