Jumat, 28 Januari 2005.
Diare Masih Mewabah di BekasiBEKASI--Selama tiga minggu terakhir, tercatat 1.100 warga dari sepuluh kecamatan di Kota Madya Bekasi terkena wabah diare. Dinas Kesehatan Kota Bekasi memperkirakan, sampai akhir Januari, jumlah penderita diare bisa mencapai 2.000 orang. Namun, pemerintah setempat belum menyatakan kondisi itu sebagai kejadian luar biasa. "Dikatakan luar biasa kalau grafiknya terus meningkat dan melebihi angka 4.000 orang sebulan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Bambang Jati Santoso kemarin.
Jumlah pasien itu baru berdasarkan laporan setiap puskesmas dan rumah sakit. Menurut Bambang, bisa jadi masih banyak penderita diare yang belum terdata. Itu terjadi karena belum rapinya sistem pendataan dan pelaporan pasien di setiap puskesmas. "Laporan dari puskesmas bisa jadi lebih sedikit karena masih ada yang belum terdata," kata Bambang.
Dari sepuluh kecamatan di wilayah Bekasi, semuanya melaporkan adanya wabah diare. Kecamatan dengan penderita diare terbanyak antara lain Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, dan Pondok Gede. "Yang lain ada yang meningkat dan menurun jumlahnya," kata Bambang.
Bambang mengatakan, analisis situasi dengan pola lima tahunan penyakit diare oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi menunjukkan, sejak 1998 hingga 2004, jumlah penderita diare mengalami turun-naik. "Biasanya meningkat pada Agustus karena musim kering. Rata-rata per bulan sekitar 2.000 penderita," ujar Bambang.
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan, menurut Bambang, Dinas Kesehatan Bekasi sudah berkoordinasi dengan semua puskesmas wilayah Bekasi. "Kami selalu waspada memantau perkembangan di daerah masing-masing," kata Bambang.
Dinas kesehatan setempat masih menuding pola hidup masyarakat yang buruk sebagai penyebab wabah diare. Penyakit yang biasanya ditandai muntah-muntah dan buang-buang air ini, menurut Bambang, terjadi karena pasien biasa mengkonsumsi makanan atau jajanan yang tidak terjamin kesehatannya. Warga Bekasi, kata dia, juga masih banyak yang belum terbiasa mencuci tangan sebelum makan. "Kotoran yang masuk ke tubuh membuat perut sakit, lalu buang air besar atau muntah," ujar Bambang.
Menurut Bambang, diare berpotensi menghilangkan nyawa pasien yang mengalaminya. Sebab, jika pasien tidak waspada, tubuhnya bisa kekurangan cairan. Karena itu, setiap penderita diare diimbau meminum cairan elektrolit atau oralit sebagai pertolongan pertama, kemudian segera ke puskesmas. "Tak perlu bingung. Kalau memang pasien tak punya uang, (di puskesmas) mereka bisa bilang tak punya uang," kata Bambang
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, jumlah penderita diare belum menunjukkan lonjakan. Jamal, petugas bagian pendataan pasien, mengatakan, jumlah pasien diare masih normal. "Keadaan baru disebut luar biasa jika sampai ada penambahan tempat tidur pasien," kata Jamal. siswanto
No comments:
Post a Comment