Cari Berita berita lama

detikcom - Si Moncong Putih Dilirik Sutiyoso, Fauzie Bowo, Sarwono

Jumat, 28 April 2006.
Si Moncong Putih Dilirik Sutiyoso, Fauzie Bowo, Sarwono
Nurfajri Budi Nugroho - detikcom
Jakarta -
Pilkada DKI Jakarta masih setahun lagi. Tapi kasak-kusuk mencari dukungan politik sudah mulai dilakukan. Merahnya si banteng moncong putih ternyata menggiurkan 3 bakal calon (balon) "penguasa" ibukota.

Ketiganya adalah Gubernur Sutiyoso, Wagub Fauzie Bowo, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sarwono Kusumaatmadja. Mereka sama-sama melirik PDIP.

Bahkan Sutiyoso dan Sarwono tampil "genit" dengan memasukkan unsur warna merah dalam penampilan busananya.

Agar mendapat dukungan, mereka menghadiri Rakerda II DPD PDIP DKI Jakarta yang digelar di Kantor DPD PDIP DKI, Jl Tebet Raya, Jakarta Selatan, Jumat (28/4/2006).

Pembukaan acara ini langsung dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati. Tentu saja kehadiran mantan RI-1 ini dimanfaatkan oleh para balon gubernur itu.

Saat memasuki ruangan, Sutiyoso yang mengenakan stelan jas berwarna gelap berdasi merah ini terlihat mendampingi Mega. Pria yang akrab disapa Bang Yos ini pun dengan sigap duduk di sebelah Mega di jajaran kursi depan.

Beda halnya dengan Foke -- panggilan akrab Fauzie Bowo -- dan Sarwono. Saat Mega masuk ruangan, mereka hanya mengiringi dari belakang. Saat Mega duduk di kursi, mereka pun memilih duduk di belakang. Ketika Mega meminta mereka duduk di kursi jajaran depan, barulah mereka beranjak pindah.

Lalu terlihatlah pemandangan para balon gubenur berjejer mengapit Mega. Sutiyoso berada di sebelah kanan Mega, dan Foke yang mengenakan seragam PNS berada di sebelah kiri. Sedangkan Sarwono yang mengenakan batik merah berada di sebelah kiri Foke.

Gaya para calon menarik perhatian Mega ini pun terlihat selama acara berlangsung. Foke dan Sutiyoso silih berganti mengajak Mega bercakap-cakap.

Ketua Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPD PDIP DKI Audy Tambunan menilai apa yang dilakukan para balon gubernur menarik perhatian Mega merupakan hal wajar. "Itu wajar sebagai trik mendekati Bu Mega. Miring sana miring sini," ujarnya kepada wartawan.

Menurutnya, PDIP memberi peluang yang sama bagi semua calon yang ingin maju dalam pilkada. "Kita tidak memunculkan nama dalam rakerda ini, biarkan calon saja yang mendekati," kata Audy diplomatis.

Hitung-hitungan di atas kertas, tentu saja peluang Foke dan Sarwono lebih besar dibanding Sutiyoso. Sebab Sutiyoso sudah dua kali berturut-turut menjadi gubernur. Namun jika memang nantinya DKI berstatus megapolitan, tentu saja peluang Sutiyoso terbuka lebar. Apalagi jika status gubernur megapolitan menjadi setingkat menteri.

Langkah Sutiyoso untuk memimpin megapolitan tak bisa dipungkiri lagi. Ia berkali-kali menyuarakan pentingnya konsep megapolitan. Bahkan ia pun menjadi rajin berbicara dalam diskusi yang bertemakan megapolitan.

Siapa balon gubernur yang akan mencuri perhatian Mega dalam Pilkada DKI? Kita tunggu saja!

(
ton
)

No comments:

Post a Comment