Jumat, 27 Pebruari 2004.
Nasional
Taufik: Mega akan Pilih Pendamping Muslim-Nasionalis
27 Pebruari 2004
TEMPO Interaktif, Surabaya: Ketua PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri akan berkoalisi dengan tokoh yang muslim-nasionalis dalam pemilihan presiden-wakil presiden mendatang. Demikian dikatakan Taufik Kiemas, tokoh PDIP yang juga suami Megawati, kepada wartawan seusai bertemu Bupati Bangkalan, KH Fuad Amin Imron, di pendopo Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (26/2).
Pernyataan Taufik itu disampaikan setelah wartawan menyodorkan tiga nama tokoh yang kemungkinan besar akan diajak berkoalisi oleh Megawati, antara lain Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua Partai Golkar Akbar Tandjung dan Ketua PPP Hamzah Haz. Tapi Taufik enggan menjawab siapa diantara tiga tokoh itu yang paling cocok mendampingi Mega. 'Yang di atas itu ya yang menentukan,' katanya singkat sambil terkekeh-kekeh.
Taufik datang ke Bangkalan menghadiri acara haul ayah Fuad Amin. Ia didampingi Menteri Agama Said Agil Al Munawar, Gubernur Jatim Imam Utomo, Kapolda Jatim Irjen Pol Firman Gani dan Pangdam V Brawijaya Mayjen AD Sikki.
Taufik mengaku bingung menanggapi pertanyaan wartawan siapa yang paling pantas diantara ketiga tokoh tersebut. 'Bingung saya,' katanya sambil tertawa. 'Nunggu di atas. Kita istikharah aja,' jawabnya sambil tertawa. Ia mengatakan ketiga tokoh tersebut sama-sama dekat dengan Mega. Hasyim, Hamzah dan Akbar bahkan Malik Fajar juga dekat dengan Mega.
Bagaimana dengan NU? Menurut Taufik, kalau dengan NU, PDIP bukan melamar karena satu platform tentang pluralisme. NU adalah organisasi terdepan berbicara tentang kemajemukan mulai tahun 1945. 'Sekarang kalau kembali ke NU memang plat formnya sama tentang kemajemukan, tentang negara pancasila, negara kesatuan republik Indonesia ini.'
Ditanya apakah berarti dari ketiga tokoh tersebut Hasyim yang lebih cocok? Sambil tersenyum Taufik mengatakan, kalau dirinya calon presiden, akan menjawab malam ini, 'Sebab sayang saya bukan calon presiden, jadi gak bisa jawab,' ujarnya terkekeh. Apa kedatangan Mega ke pesantren Al-Hikam, milik Hasyim adalah jawaban bahwa Mega akan memilih dia? Taufik hanya menjawab, 'Saya belum tanya ke Mbak Mega.'
Bagaimana dengan peluang Hamzah? Dikatakan, selama ini antara Mega dan Hamzah terjadi suatu hal yang saling tidak mengenakkan. Yang paling penting, kata Taufik, ke dua tokoh ini tidak pernah saling menyakiti. Hubungan keduanya sangat baik. 'Apapun antara Bang Hamzah dan Ibu Mega tidak pernah saling menyakiti dan membuat satu dengan yang satu membuat untuk tidak enak,' paparnya.
Bagaimana peluang tokoh-tokoh militer? Kata Taufik pihaknya tidak pernah melakukan dikotomi militer-sipil. Militer ataupun sipil sama saja asal yang muslim-nasional. Saat disebut nama Susilo Bambang Sudhoyono, Taufik hanya tertawa.
Adi Mawardi - Tempo News Room
No comments:
Post a Comment