Cari Berita berita lama

Republika - Pakai Kartu Aljawal

Selasa, 20 Desember 2005.

Pakai Kartu Aljawal












Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar semua orang. Apalagi ketika sedang berada jauh dari rumah, rasa rindu kepada yang ditinggalkan di rumah, teman maupun segala urusan kantor, harus disalurkan melalui komunikasi jarak jauh. Satu sarana yang mungkin bisa mengatasinya adalah melalui sambungan telepon. Pun yang kini sedang berada di Makkah, Jeddah dan Madinah, dalam rangka haji. Baik petugas haji maupun jamaah kelak, pasti akan memakai jasa layanan telepon internasional. Bicara telepon, saat ini tidak perlu lagi pusing-pusing, karena sudah ada fasilitas yang relatif lebih simpel untuk digunakan, yakni telepon genggam. Yang satu ini bisa dikatakan sebagian bersar sudah memilikinya, masalahnya bisakah lantas berfungsi di negeri Arab Saudi. Bagi mereka yang baru pertama kali datang ke Tanah Suci, sudah barang tentu akan kebingungan mencari sarana penghubung yang bisa langsung konek ke tanah air. Kalau pun ada, pertanayaannya kemudian, di mana mencarinya, berap!
a harganya atau seberapa kuat daya jangkaunya. Namun tidak perlu khawatir, masalah komunikasi ini bukanlah menjadi masalah serius di Arab Saudi. Seperti halnya di Tanah Air, di sini dijual kartu perdana yang bisa diaktifkan dan terhubung langsung dengan nomor di Indonesia. Kartu perdana yang berlaku umum di Makkah dan Arab Saudi bernama Aljawal (prabayar). Anda bisa memperolehnya di gerai-gerai khusus yang menjual kartu ini di beberapa lokasi di kota Makkah. Berbeda dengan di Tanah Air, kalau ingin memiliki kartu Aljawal, tidak bisa langsung beli dan pakai begitu saja. Seseorang harus mendaftar terlebih dahulu, bagi pendatang mesti disertai bukti fotokopi identitas diri seperti kartu izin tinggal atau paspor. Setelah itu, masing-masing mengisi semacam formulir dan barulah bisa membeli. Harga kartu perdana keluaran perusahaan Saudi Telecom ini sekitar 200 riyal (1 riyal=Rp 2.700). Akan tetapi, pekan lalu, bertepatan dengan kedatangan para petugas haji dari Jakarta, sedang ad!
a promosi atau potongan harga. Dari semula harga 200 riyal, hi!
ngga tan
ggal 7 Desember lalu, menjadi hanya 130 riyal, isi pulsa tetap 200 riyal. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para petugas yang baru datang, begitu pun sejumlah tenaga musiman (temus) di Daerah Kerja Makkah nampak beramai-ramai setia mengantri mendapatkan kartu Aljawal."Mumpung masih diskon dan selisih harganya lumayan besar," kata Iqbal, salah satu temus. Ada pula yang menawarkan kartu ini secara langsung, ya seperti calo saja. Orang-orang yang menawarkan jasa seperti ini ada banyak dan bisa ditemui dekat dengan gerai Aljawal. Harganya bisa lebih murah antara 10-20 riyal dari yang resmi. Untuk isi ulang, juga tidak sulit. Sediakan saja uang 20, 50 atau 100 riyal, dan belilah kartu isi ulangnya. Tetapi lagi-lagi tidak sama di Indonesia, beli kartu isi ulang Aljawal ya di konter khusus, tidak ada pedagang yang menjualnya di pinggiran jalan. Beberapa temus mengatakan, banyak keuntungan bisa didapatkan dengan memiliki kartu ini. Antara lain, harga koneksi internasional yang !
lebih murah. Sebagai perbandingan, jika menggunakan jasa sambungan langsung internasional dari perusahaan tanah air, biayanya per menit bisa mencapai 12 ribu/menit, tapi dengan Aljawal sekitar 3 riyal lebih sedikit (antara Rp 9-11 ribu). Biaya untuk kirim SMS sama saja, hanya kurang dari 1 riyal, tepatnya 90 halalah (sen riyal) pers satu kali SMS. Selain itu, kita pun bisa menjual kartu ini nanti ketika sudah harus pulang ke Tanah Air. Kartu perdana second katanya masih laku 70-100 riyal, tapi sisakan pulsa 20 riyal. Yang lebih banyak dicari tentu yang dibeli resmi, bukan yang dari calo. Di samping memakai kartu Aljawal, biasanya setiap tahun akan ada kartu khusus musim haji dan hanya berlaku selama musim haji saja. Harganya mungkin lebih murah yakni sekitar 50-100 riyal. Bagi yang tidak membawa handphone, tak perlu cemas, di Makkah, Jeddah dan Madinah, tersedia banyak wartel, tentu dengan biaya koneksi yang disesuaikan. Kalau sudah begini, komunikasi tak usah berhenti, sem!
ua bisa diatasi.
(Yusuf Assidiq, Wartawan Republika )

No comments:

Post a Comment