Rabu, 14 Pebruari 2007.
Bentrok Polisi dan Tentara di Papua Karena Emosi dan Kurang Komunikasi
Rabu, 14 Pebruari 2007 | 21:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Slamet Soebijanto mengakui bentrok antara polisi dan TNI adalah persoalan yang kompleks. Menurut dia, hal itu terjadi karena emosi, kurangnya komunikasi, dan pengarahan dari pimpinan di lapangan.
Dia menanggapi pertanyaan wartawan terkait terjadinya kembali bentrok antara anggota TNI dan Polri di Papua Senin (12/2) lalu. "Saya kira masalahnya sangat complicated. bisa ditanyakan pada yang bersangkutan,"ujar Slamet di Wisma Elang Laut, Rabu (14/2).
Menurut Slamet kejadian seperti itu karena emosi prajurit yang masih muda dan tidak terkendali. Bisa saja terjadi antar anggota atau antara anggota (TNI ) dan Polisi," ujar Slamet.
Slamet menegaskan untuk mengurangi hal-hal seperti ini, hendaknya para pimpinan lapangan lebih banyak memberikan pengarahan dan mengintensifkan komunikasi kepada anak buahnya. Masing-masing komandan, kata Slamet, harus memberikan penerangan, disiplin dan tujuan tugas masing-masing. Selain itu pihaknya juga melakukan pengetesan jiwa pasukan di lembaga psikologi sebelum dikirim ke suatu tempat tugas.
"Dari situ kami tahu indikasinya. kalau jiwanya terganggu tidak kita kirim. Yang dikirim yang siap mental," kata Slamet. Bentrok antara TNI dan Polri ini merupakan kejadian kedua di tahun 2007 ini. Sebelumnya awal tahun ini juga terjadi bentrok meski tidak memakan korban jiwa.
Dian Yuliastuti
INDEKS BERITA LAINNYA :
No comments:
Post a Comment