Sabtu, 26 April 2008.
Festival Bunga Sakura di Jakarta
Di Jepang, pada April hingga Mei dikenal sebagai bulan puncak berseminya bunga sakura. Pada bulan ini, sebagian besar wilayah Jepang diwarnai cerahnya bunga sakura. Karena itulah pada rentang waktu tersebut biasanya diadakan festival bunga sakura (Sakura Matsuri).
Festival yang ditujukan untuk menyambut mekarnya bunga sakura ini menjadi sebuah acara yang ditunggu-tunggu kebanyakan masyarakat Jepang. Karena, biasanya festival ini digunakan sebagai ajang berkumpul bersama keluarga, teman dan kerabat.
Bagi warga Jepang yang saat ini tinggal di Indonesia tentu akan kehilangan suasana itu. Sementara beberapa warga Indonesia yang pernah hidup di Jepang, seperti misalnya saat kuliah, tugas belajar hingga mengemban tugas bekerja di Negeri Matahari Terbit itu, Sakura Matsuri juga merupakan momen yang kadang dirindukan.
Tetapi jangan berkecil hati. Kini, masyarakat Jepang dan tentu warga Jakarta, bisa merasakan kemeriahan festival bunga sakura tanpa harus datang ke Jepang. Bahkan suasananya mirip betul dengan festival Sakura Matsuri yang digelar di banyak tempat di Japang setiap tahunnya.
Puluhan pohon sakura yang sedang berbunga terbentang di dalam Ueno Koen. Bahkan suasana Okachimachi tertangkap lengkap dengan masakan dan kesenian Jepang. Lebih menarik lagi, festival bunga sakura yang satu ini dilengkapi pula dengan kegiatan kesenian Jepang dan Indonesia sekaligus.
Suasana meriahnya festival itu hadir karena Hotel Nikko Jakarta (HNJ) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Jepang dan Japan Foundation menggelar Jakarta Sakura Matsuri 2008, pekan lalu.
Selama dua hari, lobi utama HNJ disulap suasananya hingga menyerupai kegiatan festival di negara aslinya. Betapa tidak, hotel itu 'menanam' 49 pohon sakura di lobinya. HNJ juga memajang 50 booth yang menawarkan beragam barang. Itu yang menyebabkan puluhan keluarga Jepang dan bahkan warga Asing lain memadati Festival Bunga Sakura di Jakarta ini.
Tiga bagian
Secara keseluruhan, ruangan festival dibagi dalam tiga bagian. Pertama adalah Ueno Koen, yaitu bagian untuk tempat makan yang dihiasi dengan pohon-pohon sakura. Ueno Koen diambil dari nama sebuah taman di Jepang yang dipenuhi oleh pohon sakura. Bagian kedua adalah Okachimachi, yaitu bagian yang khusus ditempati <I>booth<I> yang menjual makanan dan minuman. Nama ini diambil dari nama jalan ternama di Jepang yang dikenal menjual permen dan makanan kecil.
Makanan yang dijual tidak hanya makanan khas Jepang, namun juga makanan khas Indonesia. Seperti Nasi Goreng, Martabak, Sup Buntut, Barbeque, Hot Dog, Pasta, Yaki Udon, Kashi Pan (roti), Tempura, Okonomiyaki, Soba, Dim Sum, Noodless, Sushi, Pizza, Tacos, Ice Cream, Donburi, Shabu-shabu dan Yakitori.
Bagian ketiga adalah Akihabara, yaitu bagian yang khusus ditempati booth yang menawarkan barang elektronik. Di Jepang, Akihabara merupakan sebuah tempat yang sangat terkenal sebagai pusat penjualan barang elektronik. Jika dibandingkan dengan Indonesia, Akihabara ibarat Glodoknya Jepang.
Public Relations Officer HNJ, Niki Ramadanu mengatakan, tujuan utama penyelenggaraan acara ini untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang. Apalagi perayaan ini bertepatan dengan 50 tahun hubungan kedua negara. Tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan budaya masing-masing negara.
Keakrapan dua budaya memang terlihat dari acara-acara yang digelar dalam festival ini. Seperti permainan angklung yang dimainkan oleh orang Jepang yang menetap di Jakarta. Kemudian Nihon Buyoo atau tarian kesenian tradisonal Jepang yang sudah ada sejak lama dan merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Jepang. Yukata Fashion Show yang memperlihatkan koleksi pakaian tradisional Jepang. Sukeruko Daiko atau kesenian tradisional Jepang yang menampilkan permainan drum namun pemainnya orang Indonesia.
Bon Odori atau seni tari yang menceritakan rasa terima kasih kepada para pendahulu. Cosplay atau permainan kostum tokoh-tokoh anime. Eisa atau tarian yang berasal dari Okinawa yang berirama semangat dan diiringi permainan musik alat drum. Ditampilkan juga beberapa pertunjukan seni bela diri Jepang dan Indonesia. Seperti Karate, Kendo, Pencak Silat Perisai Putih, dan pencak silat Hikmatul Iman.
Tidak ketinggalan Omikoshi yang selalu dilakukan di setiap festival di Jepang. Yaitu ritual mengangkat replika kuil dan berkeliling secara bersama-sama. 'Khusus untuk tahun ini, Jakarta Sakura Matsuri menghadirkan Enkapella G. Yaitu grup penyanyi akapela yang terkenal di Jepang yang menyanyikan lagu Enka,' ujar Niki.
Niki menambahkan, sebagian dari hasil penjualan yang didapat selama penyelenggaraan Jakarta Matsuri --yang merupakan JSM ketiga yang diselenggarakan HNJ-- akan disisihkan untuk korban bencana Tsunami pada tahun 2004 lalu. Sumbangan ini ditujukan untuk membantu meningkatkan fasilitas belajar di Aceh yang disalurkan melalui Yayasan Sukma. ci1
()
No comments:
Post a Comment