Kamis, 24 Januari 2002.
Lebih Separuh Warga Bangkok Menderita StresBangkok, 24 Januari 2002 12:36Lebih dari separuh penduduk Bangkok menderita stres akibat banyaknya pengangguran, masalah keuangan, tidak percaya kepada tuhan, bahkan kemacetan lalulintas, demikian dilaporkan Kamis.
Menurut harian The Nation, berdasarkan statistik Kementerian Kesehatan Umum, tercatat adanya peningkatan secara tetap akan masalah kejiwaan sejak krisis keuangan pada tahun 1997 lalu yang membawa Thailand ke terpurukan ekonomi berkepanjangan.
Sekitar 60 persen warga ibukota negeri "gajah putih" tersebut mengalami masalah keuangan sejak krisis ekonomi itu dan jumlahnya semakin terus meningkat, kata Dr. Prat Boonyawongwiroj, dirjen di Kementerian Kesehatan Umum.
"Kami menemukan banyak warga kota Bangkok yang stres akibat menganggur, masalah ekonomi, lalulintas serta kebisingan," katanya sebagaimana ditulis oleh The Nation.
Wanita Thailand yang berusia antara 31 hingga 40 tahun cenderung lebih menderita stres ketimbang kaum pria pada usia yang sama karena "ulah suami" dan kesulitan untuk memposisikan diri terhadap peran ganda mereka baik sebagai wanita karir maupun ibu rumah tangga, kata Prat.
"Mereka cenderung stres akibat masalah kesehatan, masalah anak-anak mereka dan ulah para suami mereka," katanya.
Data statistik Thailand mengenai meningkatnya masalah kejiwaan itu sesuai dengan angka yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang memprediksi di seluruh dunia para penderita stres akan meningkat, khususnya dalam dua tahun ini, kata Prat.
Sebelumnya berdasarkan laporan WHO, tercatat sekitar 450 juta penduduk di seluruh dunia mengalami masalah kejiwaan.
Menurut Prat, tingkat stres yang normal bisa jadi positif karena membantu orang untuk meraih sesuatu dan tumbuh dewasa. Namun stres yang berlebihan dapat menimbulkan masalah serius dan bahkan bisa membuat orang melakukan bunuh diri, kata dirjen tersebut kepada harian Thailand itu.
No comments:
Post a Comment