Jumat, 17 Mei 2002.
Tanggapan Asuransi Jiwa ManulifeSehubungan dengan surat pembaca yang muncul di Koran Tempo edisi Rabu, 8 Mei 2002, mengenai keluhan Sdri. Dwi Kurniawati Wibowo tentang "Agen Manulife Mengecewakan", izinkan kami dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia memberikan penjelasan.
Setelah ditindaklanjuti pada Jumat, 10 Mei 2002, polis yang memuat nama lengkap Sdri. Dwi Kurniawati Wibowo telah dikirimkan langsung ke alamat yang bersangkutan.
Kami dari Manulife Indonesia berusaha sekeras mungkin untuk selalu memenuhi kebutuhan nasabah kami sampai tingkat yang memuaskan. Mohon maaf kami tujukan kepada Sdri. Dwi yang sempat menimbulkan rasa ketidaknyamanan. Untuk ke depan kami berjanji memberikan layanan yang lebih baik lagi.
Agi Panjaitan
Communications Manager
Penipuan Rekrutmen Calon Pegawai Garuda
PT Garuda Indonesia tidak akan melaksanakan penambahan karyawan baru untuk ditempatkan pada bagian pelayanan darat (ground staff). Jumlah karyawan untuk bagian pelayanan darat saat ini telah mencukupi, dan karenanya PT Garuda Indonesia menetapkan zero growth (tidak ada penambahan) pegawai darat.
Penjelasan ini perlu disampaikan, mengingat saat ini ada oknum/pihak yang mengaku sebagai karyawan (tenaga rekrutmen) PT Garuda Indonesia dan yang bersangkutan menawarkan kepada para pencari kerja untuk menjadi karyawan PT Garuda Indonesia.
Dalam modus operandinya, oknum tersebut meminta uang Rp 100-200 ribu kepada mereka yang ditawari untuk bekerja di PT Garuda Indonesia. Bagi yang telah membayar akan diberikan surat pengantar untuk mengambil "surat penempatan" dan seragam kerja melalui kantor-kantor penjualan PT Garuda Indonesia.
Sebagai informasi, dalam melaksanakan rekrutmen PT Garuda Indonesia selalu menyampaikan pengumuman melalui media massa, dan PT Garuda Indonesia sama sekali tidak memungut biaya terhadap para pelamar. Dalam melaksanakan rekrutmen, PT Garuda Indonesia selalu melakukan seleksi melalui proses pendaftaran, tes tertulis, tes wawancara, tes kesehatan, dan lain-lain.
Demikian penjelasan ini kami sampaikan, kiranya masyarakat luas dapat mengetahui dan mencegah/menghindari terjadinya perbuatan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pujobroto
Kepala Komunikasi Perusahaan
PT Garuda Indonesia
TNI Vs Marsinah
Masih ingatkah kita pada peristiwa beberapa tahun lalu yang cukup tragis dan memilukan hati siapa saja yang mendengar, bahkan melihat langsung saat buruh pabrik PT Catur Putra Surya, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, meninggal dengan keadaan menyayat hati?
Marsinah. Dialah salah satu korban yang menuntut perbaikan upah demi perbaikan kesejahteraan nasib kaum buruh pada saat itu. Bos ataupun majikannya kurang memperhatikan tingkat taraf hidup para pekerjanya, yang ada hanya bagaimana mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya.
TNI versus Marsinah. Ada apa di balik ini semua? Ini jelas menjadi suatu pekerjaan rumah bagi kita semua. Kok, tentara lawan buruh perempuan? Atau, semua ini hanya rekayasa sang bos yang mengalihkan perhatian dengan mendramatisasi keadaan yang mengakibatkan salah satu institusi coreng-moreng?
Benarkah tentara yang melakukan semua ini dengan mengorbankan seorang Marsinah, yang jelas tidak memiliki daya upaya apa pun? Upaya hukum telah dilakukan, dan hasilnya hingga saat ini masih belum jelas kebenaran dan keakuratannya.
Institusi TNI, dalam hal ini Pangdam Brawijaya Mayjen TNI AD Sikki, tidak pernah mempersoalkan peredaran film Marsinah di Jawa Timur sejak 26 April 2002. Menurut Pangdam, karena masyarakat sekarang sudah dianggap dewasa. Bahkan Pangdam malah mendukung dan menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilainya.
Selaku orang awam, bagi saya, sungguh luar biasa itikad baik pihak Kodam Brawijaya untuk menyerahkan kepada masyarakat luas menilai dari sudut kacamata apa saja, demi terselenggaranya kehidupan yang demokratis sesuai dengan amanat dari rakyat.
Seperti diberitakan, film tersebut sempat menjadi pro dan kontra dengan rencana peredarannya. Namun, setelah menyaksikan preview film tersebut, banyak kalangan yang sangat mendukung beredarnya film tersebut untuk dijadikan tontonan masyarakat banyak. Agar tidak terjadi salah penafsiran dan terulang kembali peristiwa ini.
Musta'in Basri
Tangerang
Pernyataan Sikap Walhi Kalsel
Menyikapi rencana didirikannya pabrik pulp and paper (pabrik kertas) di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, kami sebagai sebuah organisasi lingkungan hidup dengan tegas menolak rencana tersebut. Ini mengingat dampak negatif yang akan ditimbulkannya sangatlah membahayakan kondisi lingkungan hidup di Kalimantan Selatan. Pertimbangan kami adalah sebagai berikut:
Pabrik pulp and paper merupakan pabrik yang produksinya sarat dengan bahan-bahan kimia, yang sangatlah membahayakan lingkungan dan manusia.
Tidak memadainya ketersediaan bahan baku di Kalimantan Selatan. Luasan HTI yang ada tidak akan mencukupi kebutuhan produksi pabrik tersebut.
Dikhawatirkan pasokan bahan bakunya juga diambil dari hutan alam di Kalsel. Ini tentunya merupakan ancaman bagi kelestarian sisa hutan yang ada sebagai kawasan penyangga di Kalimantan Selatan.
Pengalaman di beberapa tempat, seperti pabrik pulp and paper PT Indo Rayon di Sumatra Utara, PT Tanjung Enim Lestari di Muara Enim, Sumut, pabrik Riau Andalan Paper and Pulp di Riau yang banyak menimbulkan dampak negatif dan menimbulkan masalah yang cukup serius baik bagi lingkungan hidup maupun masyarakat.
Belum adanya kebijakan kehutanan yang dapat menjamin kelestarian pengelolaannya dan berkeadilan.
Demikian hal ini kami sampaikan. Kami berharap ini dapat menjadi pijakan bagi para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan kembali rencana pendirian pabrik pulp and paper tersebut.
Walhi Kalimantan Selatan
Jl. Antasan Kecil Barat No. 125 RT 26
Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70115
E-mail: walhikalsel@indo.net.id
No comments:
Post a Comment