Cari Berita berita lama

KoranTempo - Pemerintah Subsidi Obat Gratis Tuberculosis Rp 40 Miliar

Kamis, 25 Maret 2004.
Pemerintah Subsidi Obat Gratis Tuberculosis Rp 40 MiliarJAKARTA -- Dalam rangka melawan penyakit tuberculosis, pemerintah mengeluarkan subsidi Rp 40 miliar untuk menyediakan obat-obatan penyakit itu secara gratis di semua unit kesehatan.

"Dana ini berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," kata Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Umar Fahmi Ahmadi kepada Tempo News Room seusai acara peringatan Hari Tuberculosis Sedunia ke-122 di Jakarta kemarin.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Achmad Sujudi menjelaskan, dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia masih menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan penderita tuberculosis terbanyak di dunia setelah India dan Cina. "Penyakit ini sangat terkait dengan kemiskinan," katanya. Kemiskinan berkorelasi dengan buruknya gizi dan kondisi lingkungan, sehingga sulit memberantas penyakit itu.

Sebagai gambaran, kata Sujudi, pada 2003 data cakupan penemuan penderita penyakit ini baru di Indonesia mencapai 41,3 persen. Namun, dari persentase tersebut, tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 86,3 persen. "Angka optimis untuk 2005 bisa mencapai 70 persen," katanya.

Menurut Sujudi, masih ada kendala dalam penanganan penderita penyakit ini, di antaranya kekurangsabaran penderita yang seharusnya rutin berobat selama enam bulan, dan ketersediaan logistik obat-obatan. Menanggapi keluhan beberapa pihak mengenai mahalnya pemeriksaan dahak--padahal obat dapat diperoleh secara gratis--Sujudi mengakui bahwa pengobatan bagi penderita semestinya gratis, namun sementara ini belum dapat dipenuhi karena dana terbatas.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien, Direktur Penyakit Menular Langsung Haikin Rachmat menjelaskan, pemerintah telah membuat target pada tahun ini mengintensifkan peran dan fungsi puskesmas dalam program Directly Observed Treatment Short-course. "Saat ini sekitar 98 persen puskesmas telah melakukan strategi ini," katanya. sita planasari

No comments:

Post a Comment