Kamis, 8 Mei 2003.
Komunitas Drop Out UGM Tolak Syarat Presiden Harus S1JAKARTA --- Komunitas Drop Out Universitas Gadjah Mada (Kado UGM) meminta DPR tak menetapkan syarat calon presiden harus berpendidikan minimal S1. "Penggunaan kriteria minima S1 jelas merupakan penghinaan terhadap mayoritas bangsa Indonesia yang tidak sempat mengeyam, atau menyelesaikan pendidikan di bangku perguruan tinggi," ujar Ashad Kusuma Djaya, Ketua Kado UGM dalam siaran persnya yang dikirim ke Koran Tempo kemarin.
Komunitas tersebut menghimbau para wakil rakyat tidak lagi memberi pernyataan, yang meremehkan mayoritas rakyat yang berpendidikan formal tidak terlalu tinggi. Mereka juga menuntut Menteri Pendidikan Nasional untuk bisa menyelenggarakan pendidikan murah, dan berkualita. "Sehingga pemberlakukan batas minimal S1 menjadi rasional bagi rakyat secara kualitatif maupun kuantitatif," tutur Ashad.
Komunitas itu meyakini anggotanya, yang tidak lulus S1. dapat besaing dengan secara teknis, intelektual, dan finasial dengan calon presiden lulusan S1. "Pendidikan formal bukan satu-satunya tempat bagi orang untuk meraih masa depan gemilang," kata Ashad lagi.ttw
PDI Perjuangan Gelar Pendidikan Kader Perempuan
JAKARTA - PDI Perjuangan menggelar kursus kader perempuan tingkat kabupaten/kota di Pusat Pendidikan dan Latihan Ciawi, Jawa Barat, selama sepekan sejak Senin (5/5). Menurut Deputi Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Pataniari Siahaan, kursus tingkat pratama itu diikuti 116 peserta mewakili 80 Dewan Pimpinan Cabang di antaranya Papua, Aceh, dan Sumatra. "Ini kursus kader perempuan gelombang ketiga," katanya di gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin.
Anggota DPR ini menjelaskan kurikulum kursus di antaranya Pancasila, sejarah bangsa dan partai, ekonomi, serta analisa sosial. Pataniari mengatakan, partainya menyelenggarakan pendidikan khusus perempuan karena mereka kurang terwakili jika pesertanya campuran.
Serangkaian kursus dilakukan di pusat dan daerah untuk memberikan bekal visi dan ketrampilan para kader di struktur partai maupun legislatif. Kursus kader tingkat pusat, lanjut mantan aktivis Malari 1974 ini, sudah lima kali diselenggarakan.
Sebelumnya digelar dua gelombang kursus instruktur tingkat provinsi. Selanjutnya mereka memperkuat pendidikan dan latihan di wilayah masing-masing. PDI Perjuangan juga menggelar pelatihan gabungan per 10 provinsi. jobpie sugiharto
Bachtiar Chamsah Siap Jadi Ketua Umum PPP
SEMARANG --- Wakil Sekjen PPP Bachtiar Chamsah siap menjadi Ketua Umum yang baru menggantikan Hamzah Haz. "Jika ada yang mendukung saya, ya Alhamdulillah. Saya siap," katanya kemarin di Semarang.
Dia mengaku sejumlah pengurus cabang sudah mengapresiasi dirinya. "Persoalannya apakah kalau meberikan apresiasi itu otomatis mendukung saya," ujarnya menanyakan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Pakar PPP Hadimuljo juga menyatakan siap menggantikan Hamzah. Dirinya kini tengah menyiapkan diri untuk ikut pemilihan ketua umum partainya dalam muktamar akhir Mei.
"Pak Hamzah mengatakan tak akan mencalonkan lagi kalau ada kader yang siap menggantikannya. Karena itu, saya menyatakan siap," ujar Hadi.
Dalam berbagai kesempatan, ketika menerima tamu di kantornya, atau saat berkunjung ke daerah-daerah, Hamzah beberapa menyinggung kesediaannya untuk tak dipilih lagi dalam muktamar mendatang. Namun, banyak kader partai yang menyangsikannya.sohirin
Hamzah Danai Sendiri www.hamzah-haz.com
JAKARTA --- Staf khusus Wakil Presiden, M Said Budairy mengungkapkan, pembuatan situs www.hamzah-haz.com yang diluncurkan dua hari lalu dimaksudkan untuk menyampaikan pesan-pesan dan informasi Hamzah sebagai wakil presiden maupun pribadi.
Dana untuk pembuatan situs itu, kata dia, berasal dari Hamzah pribadi, dan sumber lain. Namun dia tidak menjelaskan sumber lain dimaksud. "Dananya mencapai Rp 30 juta," kata Said saat dihubungi melalui telepon, dua hari lalu. Menurut dia, situs ini juga tak berkaitan dengan PPP.
Untuk operasional sehari-hari sebagai penanggungjawab situs tersebut, Said dibantu seorang staf yang bertugas untuk mengisi tampilan dengan berbagai informasi terbaru yang dipetik dari berbagai media maupun situs lain. "Kami ambil dari kantor berita Antara maupun situs lain, termasuk media Anda. Jadi tidak butuh biaya besar lah," kata anggota Dewan Pers ini.
Meski bukan mengatasnamakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dipimpin Hamzah, tapi tampilan warna situs hamzah-haz.com dominan berwarna hijau seperti warna bendera partai tersebut. Di awal tampilan, begitu situs itu di klik, juga akan tampak bayangan gambar Ka'bah yang menjadi simbol PPP, yang muncul bergantian dengan wajah Hamzah.
Selain menampilkan profil, album, dan berita-berita seputar aktivitas maupun pernyataan Hamzah tentang suatu isu, website itu juga menyajikan analisis dan sorotan kritis tentang Hamzah yang ditulis pakar atau pengamat di bidangnya. Untuk berita dan analisa bersumber dari berbagai media massa yang menyiarkan kegiatan Hamzah. sudrajat
No comments:
Post a Comment