Cari Berita berita lama

KoranTempo - Indosat dan ICON+ Kerja Sama Pengelolaan Jaringan

Selasa, 30 Juli 2002.
Indosat dan ICON+ Kerja Sama Pengelolaan JaringanJAKARTA - PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. tengah menjajaki kemungkinan kerja sama pemanfaatan jaringan serat optik milik PT Indonesia Comnet Plus (ICON+). Kerja sama itu untuk mendukung rencana Indosat memasuki jasa layanan telepon tetap.

"Indosat sedang mempelajari proposal dari ICON+," kata Direktur Utama PT Indosat Widya Purnama di Jakarta akhir pekan lalu.

Meski Widya mengaku, Indosat belum bisa memastikan pemanfaatan jaringan serat optik milik ICON+ tersebut karena Indosat harus memperhatikan banyak aspek. Tetapi secara prinsip, sangat terbuka peluang adanya kerja sama antara Indosat dan ICON+.

Sementara itu, Presidan Direktur ICON+ Waluyo N. Harjowinoto mengakui, pihaknya tengah menjajaki peluang kerja sama dengan operator telepon tetap, baik dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. maupun Indosat. Kerja sama itu termasuk penggunaan jaringan milik PLN.

Salah satu pertimbangan ICON+, menurut Waluyo, karena PLN atau ICON+ belum mempunyai lisensi sebagai penyelenggara jaringan telepon tetap sehingga membutuhkan pihak lain yang telah mengantongi lisensinya. Melalui sinergi itu diharapkan efisiensi penggunaan jaringan untuk komunikasi segera terwujud.

Seperti diketahui, ICON+ mengembangkan layanan jaringan telekomunikasi berbasis teknologi power line communication (PLC). Teknologi ini mampu memanfaatkan jaringan listrik untuk komunikasi suara maupun data. Pengguna cukup memasang perangkat baru berupa modem listrik agar dapat memanfaatkan jaringan tersebut.

Teknologi PLC dikembangkan Powerline Technologies Inc., anak perusahaan PowerTrust and M@in.net Communications Ltd. Berdasarkan uji coba yang dilakukan di Amerika pada Februari 2001 lalu, PLC dapat menjadi solusi bagi komunikasi pita lebar (broadband) melalui listrik bertegangan rendah dan menengah, termasuk mampu melewati gardu induk sebagai distribusi jaringannya.

Selain memanfaatkan serat optik yang sudah terpasang, ICON+ juga memanfaatkan menara dan tiang listrik, aplikasi teknologi distribution power line communication (DPLC) dan bangunan fisik lainnya.

ICON+ didirikan PLN pada 3 Oktober 2000. Pendirian anak perusahaan ini bertujuan untuk mengoptimalkan jaringan yang telah dimiliki PLN. Sebab selama ini, jaringan serat optik yang telah dikembangkan sejak 1992, baru digunakan untuk kebutuhan internal. Padahal, kapasitas serat optik yang ada sudah mencapai 140 Mbps. Dari kapasitas itu, baru 5-7 persen yang telah dimanfaatkan.

Untuk tahap awal, anak perusahaan PT PLN (persero) ini akan memberikan layanan komunikasi berbasis listrik yang akan dikembangkan di Jakarta dan Jawa Barat dengan investasi sekitar US$ 2 juta.

ICON+ sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. untuk penggunaan serat optik di Selat Bali. Selain itu, ICON+ dan Telkom juga telah mengoperasikan jaringan serat optik jenis STM 4 di Krapyak dan Ungaran (Jawa Tengah).

Desakan Meneg BUMN

Sementara itu, berdasarkan penelusuran Koran Tempo, rencana penggunaan jaringan serat optik PLN itu muncul atas desakan Kantor Menteri Negara BUMN. Berdasarkan hasil kajian Kantor Meneg BUMN, selama ini pemanfaatan jaringan serat optik dan aplikasi teknologi PLC belum dilakukan secara optimal. Padahal dari sisi jangkauannya, aplikasi teknologi PLC yang dikelola ICON+ mampu menjangkau sekitar 30 juta orang pelanggan PLN.

Selain itu, juga akan diperoleh tingkat efisiensi investasi jaringan yang cukup besar. Kajian tersebut memperkirakan tingkat investasi yang ada bisa mencapai US$ 200 per satuan sambungan telepon (SST). Jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan investasi jaringan tetap nirkabel (fixed wireless) yang saat ini nilainya berkisar antara US$ 250-400 per line unit.

Namun, sumber Koran Tempo menyebutkan, kerja sama dengan ICON+ itu akan meningkatkan kemampuan Indosat untuk bersaing dengan Telkom sebagai penyedia jasa telepon tetap. Dengan sinergi itu, Indosat sebagai pemegang lisensi dapat memanfaatkan jaringan milik ICON+. "Tetapi itu tergantung pada kesepakatannya bagaimana," kata sumber akhir pekan lalu.

Masalah ini, kata sumber, sudah dibahas di tingkat tim revisi restrukturisasi telekomunikasi, termasuk dibahas di Kantor Meneg BUMN. Pemerintah menyodorkan dua pilihan pendekatan, yakni strategis atau bisnis dan ini yang sedang dikaji secara mendalam. deddy hermawan

No comments:

Post a Comment