Jumat, 7 Januari 2005.
Cantik tanpa 'Topeng'Siang itu, klinik dermatologi itu terlihat sepi. Hanya ada satu-dua orang datang berkonsultasi. Spesialis kulit dr Sutardi Sutisna, satu di antara lima dokter spesialis kulit yang praktek, pun bersiap meninggalkan klinik yang terletak di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan.
Klinik Obagi yang sebelumnya berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, itu memang memberlakukan sistem perjanjian bagi pasien. "Pasien datang tergantung pada kebutuhan dan masalah kulitnya," kata Maria Djuana, Direktur PT Irco Estetika, yang menaungi klinik ini.
Awal pendiriannya sembilan tahun lalu, klinik ini hanya terjangkau oleh kalangan berpunya. Mengingat produk yang dijual dalam satu paket mencapai Rp 3 juta lebih untuk beberapa jenis. Klinik pun ditata hingga berkesan nyaman dan membuat betah para pasien. Bergaya modern dan simpel. Sebagian besar bangunan menggunakan materi besi, baja yang bersinar dengan alas lantai serba kayu. Di belakang ruang penerima tamu, berjajar ruangan untuk konsultasi dan perawatan.
Kini, menurut Maria, pangsa pasarnya sudah mengakar. Berkat promosi dari mulut ke mulut yang jadi cara ampuh. Nama Obagi sendiri diambil dari penemu produk kesehatan kulit, yakni Dr Zein E. Obagi MD, seorang pria asal Damaskus. Pria yang beremigrasi ke AS ini mendedikasikan kariernya dalam konsep kesehatan kulit, peremajaan kulit, serta aktif dalam pengembangan teknik dan formula peremajaan kulit tanpa meninggalkan konsep kesehatan kulit yang alami.
Ketika pertama datang ke Indonesia, Obagi dikenal dengan produk unggulan Nuderm System, yaitu sistem pengelupasan kulit bagi wanita yang memiliki kulit bermasalah. Perawatan membuat kulit sehat dan cantik. Produk ini sukses dikembangkan oleh Dr Obagi ke 15 negara, di antaranya Jepang, Korea Selatan, Skandinavia, Eropa, Kanada, Meksiko, Amerika Latin, dan kawasan Timur Tengah, bahkan juga Filipina dan Indonesia.
Pada Desember lalu, Dr Obagi datang ke Indonesia. Kali ini ia khusus memperkenalkan temuan barunya menjadikan wajah sehat dan cerah. Namanya OCRX (Obagi-C Rx). Kelebihan produk ini, satu-satunya formula yang telah dipatenkan dengan menggabungkan keunggulan dari hydroquinone 4 persen dan L-ascorbic acid (vitamin C).
Di Jakarta, klinik ini sudah akrab bagi kalangan wanita menengah ke atas. Sebanyak 80 persen kaum wanita, termasuk para selebritas dan tokoh terkenal. Siapa saja? Maria enggan mengungkap, "Setengah dari 5.000 orang terkenal Jakarta merupakan pelanggan setia," ujarnya tersenyum.
Dua tahun Obagi berdiri, aktris Zarima Mirafsur menjadi pasiennya. "Kulit saya mengelupas karena sedang perawatan. Banyak jerawat," katanya suatu kali. Aktris Diah Permatasari juga punya pengalaman serupa. Ia mengetahui cara kerja produk ini dari kakak iparnya. Kebetulan, pada 1997 ia sedang menanti momongan dan tak punya kesibukan berarti. Sebulan hingga dua bulan perawatan, kulit hitam manisnya terlihat lebih kinclong dan kenyal.
Namun, sudah beberapa bulan ini, ibu satu anak itu mengaku wajahnya sedang berjerawat. Ini akibat wajahnya yang sering tertutup bedak tebal selama berjam-jam untuk keperluan syuting sinetron. Sering kali, rias muka itu dipakainya dari pukul 9 pagi hingga 11 malam. "Wajah saya tidak kuat ditutupi make up terus," ujarnya mengeluh.
Dulu, sewaktu kulitnya sedang tak bermasalah, ia percaya diri tampil di luar rumah tanpa sapuan bedak. Diah juga merasakan nikmatnya keluar rumah tanpa tata rias penuh. "Capek juga pakai make up terus, kapan kulitnya bernapas," cetusnya. Namun, untuk keperluan syuting, ia tidak bisa mengelak didandani. Ia rela memakai "topeng" untuk sementara waktu. Namun, ia tetap mengikuti pemeliharaan kulit sistem paket dengan memakai pembersih, penyegar, dan obat jerawat. "Dari dalam saya minum antibiotik pemberian dokter."
Obagi mengklaim bisa mengembalikan fungsi kulit, membuat wanita percaya diri tanpa memakai tata rias berat ke luar rumah. Cukup sapuan krim antimatahari. Menurut Maria, klinik ini berbasis pengawasan dokter kulit. Wanita sekarang, kata dia, sudah fasih bicara dan peduli dengan kulit sehat. Apalagi sebenarnya, "Fungsi kosmetik lebih banyak menutupi kekurangan wajah. Bila ada kerut atau vlek, ditutupi setebal-tebalnya dengan bedak, yang malah membuat kulit tersumbat," papar Sutardi, spesialis kulit yang terlibat di klinik Obagi.
Ia mengatakan, di pasar kosmetik banyak beredar. Fungsi sesungguhnya, cuma untuk menutupi kekurangan. Karena perempuan banyak yang ingin tampil sempurna, jadilah produk kecantikan ini lahan mencari uang. "Kami memberi edukasi pasien bahwa perlu waktu untuk mendapatkan kulit sehat. Tidak hanya ditutupi kosmetik, lalu selesai," katanya.
Banyak wanita salah kaprah, karena usianya di atas 30 tahun dan takut kulitnya kering akibat fungsi sel kulit menurun malah memakai pelembab berlebihan yang bisa memperparah kondisi kulit. Sel kulit pun menjadi malas bekerja. "Wanita Indonesia itu kalau nggak dandan jadi kurang percaya diri," ujarnya sambil tertawa.
Foto sebelum perawatan merupakan tahap utama bagi pasien untuk pembanding setelah wajahnya sehat. "Lebih enak berdiskusi daripada muncul anggapan subyektif."
Dari segi harga, relatif terjangkau dengan kisaran Rp 150 ribu (facial). Produknya sendiri Rp 250 ribu/satuan sampai Rp 3 juta/paket.
Persoalan kulit semuanya dibereskan mulai dari jerawat, keriput, vlek, kantong mata, perbaikan struktur kulit, membersihkan pori-pori atau kulit kasar. Di sini juga para dokter menangani laser dan suntik botox, serta meratakan tekstur kulit tidak rata seperti selulit. Selain itu, juga dikenal dengan sistem terapi pengelupasan biru atau blue peel yang, menurut Sutardi, langkah itu hanya untuk mereka yang parah kondisi kulitnya. Menurut situs di AS, harganya Rp 2,5-4,5 juta. Lebih ekonomis dibanding melakukan laser CO2 yang mencapai Rp 24 juta hingga ratusan juta itu.
Sutardi mengungkapkan, kulit akan terasa agak perih dan panas sedikit saat dikerjakan. Pada hari ketiga kulit terlihat seperti luka bakar kecokelatan dan hari berikutnya bisa dikelupas seperti kertas halus. "Tampilan selama tiga hari mungkin kayak monster. Kebanyakan pasien tahan," kata pria berkulit putih itu terus terang. Tapi untuk cantik, siapa takut? evieta fadjar
No comments:
Post a Comment