Senin, 4 April 2005.
Penembak Paus Ikut Bersedih Hati
Shinta Shinaga - detikcom
Jakarta -
Duka cita tidak hanya dirasakan umat Katolik di dunia yang begitu mencintai Paus Yohanes Paulus II, tapi juga Mehmet Ali Agca yang pernah menembaknya.
Ali melepaskan tembakan saat berusaha membunuh Paus saat berada di dalam sebuah kendaraan terbuka yang sedang berjalan di Lapangan Saint Peter pada tahun 1981. Pria yang saat kejadian berusia 23 tahun itu langsung dibekuk polisi Turki.
Akibat tembakan itu Paus cedera parah di bagian perut dan tangan. Hingga kini motif penembakannya tidak jelas. Ali menghabiskan waktu 19 tahun di penjara Italia sebelum diekstradisi ke Turki pada tahun 2000.
Bukannya dendam, Paus malah menemui Ali secara pribadi di ruang selnya di Italia pada tahun 1983. Paus berdialog sambil menggenggam erat kedua tangan Ali. Bahkan Paus memeluk erat orang yang pernah menembaknya itu dengan penuh kasih. Paus pun memaafkan Ali.
Tidak heran jika kemudian Ali yang kini berusia 47 tahun itu menyebut Paus sebagai seorang saudara. "Dia (Ali) sangat sedih. Dia berkabung karena kehilangan saudaranya, Paus," ungkap saudara kandung Ali, Adnan Agca dalam wawancara dengan AP melalui telepon, Senin (4/4/2005).
Menurut Adnan, Paus dan Ali telah mendeklarasikan persaudaraan sat Paus mengunjungi Ali di sel pada tahun 1983. Itu sebabnya Ali sangat bersedih hati saat mengetahui Paus telah meninggal.
"Paus itu saudara Ali. Apakah kamu tidak akan sedih jika kehilangan saudara? Saya yakin Ali sangat berduka. Kami semua sedih. Paus adalah orang besar yang banyak memberi kontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia," tutur Adnan.
Menurut Adnan, Paus telah menunjukkan kedekatan besar pada keluarga Agca, dan karena itulah keluarga Agca turut berduka atas wafatnya Paus. Malah dirinya dan ibunya Muzeyyen berencana menghadiri pemakaman Paus jika bisa.
"Paus menerima ibu saya dan saya beberapa kali di Vatikan. Dia memperlakukan kami dengan sangat baik. Kami ingin menghadiri pemakamannya," kata Adnan. Paus menemui Muzayyen pada tahun 1987 dan Adnan pada tahun 1997.
Setelah menjalani hukuman penjara 19 tahun di Italia dan kembali ke Turki, Ali kembali dijatuhi hukuman penjara 7,5 tahun karena kasus perampokan bank. Terakhir dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena pembunuhan wartawan Turki yang terkenal bernama Abdi Ipekci.
Hukuman penjara seumur hidup itu kemudian dikurangi menjadi hukuman penjara 10 tahun. Ali kini menjalani masa hukumannya di dalam sebuah penjara di Istanbul.
(
sss
)
No comments:
Post a Comment