Selasa, 17 Juni 2008.
Martin, Gelandangan Tua Taiwan yang Ngaku Investor
Ari Saputra - detikcom
Martin dan petugas Imigrasi (Ari S/detikcom)
Jakarta -
Identitas asli Hsieh Chen Yuan alias Martin masih sumir. Ia diketahui pertamakali Juli 2007 oleh Kantor Imigrasi (Kanim) Batam dan mengaku investor asal Taiwan.Namun, ketika diselidiki, ia sudah menginjakan kaki di Indonesia sejak 1990. Tidak adaidentitas asal yang jelas. Seluruh paspornya hilang, baik dari Taiwan, Batammaupun Jakarta."Dalam pemeriksaan ia mengaku investor," kata Kepala Kanim Jakarta Barat Arifin Natsir sebelum menyerahkan Martin ke Kejati Jakarta Barat di Kanim Jakarta Barat, Jalan Poskota, Jakarta, Selasa (17/6/2008).Namun, hasil pemeriksaan itu berkebalikan dengan pengakuan Martin. Dengan berbahasaInggris yang tidak fasih, kakek berusia 68 tahun itu mengaku dia hanya gelandangan yang kehilangan paspor wisata. Karena tidak tahu hukum Indonesia, dia menggelandang dan sedikit menipu dengan mengaku sebagai investor."Paspor saya hilang saat wisata. Saya menggelandang, tapi ngaku pengusaha," kata Martin.Kanim tidak percaya begitu saja. Dari berbagai data yang t!
elah dibukukan, Martin pernah membuat paspor di Batam. Selain itu dia mengawini perempuan Indonesia dan mempunyai dua anak yang masih kecil-kecil."Jadi dia itu sebenarnya tahu hukum. Kok nggak lapor-lapor untuk urusan paspor hilang," tegas Natsir.Saking lamanya ia berkeliaran di Indonesia, kabar tak sedap menerpa padanya. Beberapa sumber menyebut dia sebagai agen intelijen asing 'yang tidak terurus'. Kesaktian sebagai intel pernah dia lakukan saat dia kabur dari tahanan Kanim Batam."Ya bisa mengarah kesitu (intel). Saat telah ditangkap, berkasnya dibawa ke Polda Riau. Tapi saat itu (2007), dia kabur dari Kanim Batam," ucap Natsir.Kini petualangannya berakhir di Jakarta Barat. Saat dia mengurus paspor, terbongkar pula kisahnya.Kakek tua botak itu terlihat pintar menulis huruf kanji. Dia terbata-bata berbicara bahasa Inggris dan mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia meski 18 tahun di Indonesia.
(
Ari
/
nwk
)
Komentar terkini (0 Komentar)
Belum ada komentar yang masuk
Baca Komentar
Kirim Komentar
Disclaimer
No comments:
Post a Comment