Kamis, 25 November 2004.
Curi Alat Berat, 3 Prajurit TNI Ditangkap Massa
Chaidir Anwar Tanjung - detikcom
Pekanbaru -
Sudah galibnya, tentara harusnya turut mengayomi masyarakat. Tapi di Kampar, tentara malah mencuri harta rakyat. Buntutnya, 3 tentara nyaris dibakar 3.000-an warga yang menghadangnya.
Peristiwa itu terjadi di Desa Kebun Durian, Kec Lipat Kain, Kab Kampar, Prov Riau, Rabu sore kemarin. Alkisah, 3 anggota TNI ditangkap massa ketika mencuri alat berat untuk meratakan tanah (eskavator). Ketika ditangkap, barang bukti itu sudah dipotong kecil-kecil dengan menggunakan las karbit.
Aksi kriminalitas ini dibantu oleh 3 warga sipil yang berasal dari Lampung. Hasil potongan diangkut dengan menggunakan truk dinas tentara (reo). Dalam aksinya, ke-3 tentara itu juga mengenakan seragam dinas, komplet dengan sangkur di pinggang.
Ketika truk reo keluar dari desa menuju jalan lintas barat, mereka dihadang 3.000-an warga Kebun Durian. Nyaris keenam orang itu dibakar massa. Untungnya, ada warga yang segera melapor ke Polsek setempat. Tapi 3 sipil sudah jadi korban gebukan massa.
Prajurit TNI itu anggota Kesatuan Arteleri Udara Sedang (Arhanudse) C 13/Kodam I Bukit Barisan. Polsek lalu minta bantuan 1 SSK Polres Kampar, karena saat itu massa ingin membakar 3 oknum tentara itu. Akibat aksi itu, lalu lintas sepanjang 1 km macet karena warga bertahan di badan jalan. Sekitar pukul 18.30 WIB, tim Denpom Pekanbaru tiba di lokasi untuk membawa prajurit nakal itu.
Kapolres Kampar AKBP Abdul Hasyim Gani menceritakan hal itu pada detikcom di ruang Kadispen Polda Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru, Kamis (25/11/2004). Kapolres datang ke Pekanbaru khusus melaporkan hal itu kepada atasannya.
Ketiga tersangka sipil itu adalah Edi Setiawan, Abdul Gani, dan Musa Muhdi. Sedangkan tersangka TNI, Kapolres tidak bersedia menyebutkan nama komplet. "Itu urusan TNI," katanya. Kapolres hanya bersedia menyebut inisialnya, yaitu Serka MU, Serka JA, dan Kopda IN. "Sekarang ketiganya diperiksa Denpom Pekanbaru. Kami tidak berhak memeriksanya karena mereka anggota TNI," kata Abdul Hasyim.
Aksi massa itu merupakan puncak kemarahan warga karena dalam 2 bulan terakhir, 2 alat berat milik masyrakat telah lenyap. Jadi, ketika memergoki ada pencurian lagi, mereka bernafsu sekali untuk menghakimi.
Alat berat itu milik anggota DPRD Kampar bernama Habridar. Alat itu disewa masyarakat untuk membuka kebun. Modus pencurian sebelumnya, alat berat itu disimpan masyarakat di tengah hutan, dijaga 2 orang. Pencuri datang berkelompok dan menyekap penunggu. Lalu alat berat diangkut dengan kendaraan lainnya
Tapi modus yang dilakukan tentara itu, alat berat tengah disimpan di tengah kebun. Pencurian dilakukan dengan mempreteli. Saat itulah pencurian diketahui.
(
nrl
)
No comments:
Post a Comment