Sabtu, 27 Agustus 2005.
Biar "Pede", Yenni Gus Dur Berlatih AikidoJakarta, 27 Agustus 2005 00:28Putri kedua mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Arifah Chafsoh Wahid (Yenni) berlatih beladiri aikido. Ia mengaku agar lebih "pede" (percaya diri).
"Belajar beladiri ini banyak keuntungannya, terutama bagi cewek. Secara psikis jadi lebih percaya diri, kalau kemana-mana gak takut-takut lagi, apalagi jaman sekarang banyak sekali kejahatan," katanya ketika dijumpai di Jakarta, pekan lalu, sewaktu menghadiri acara penghargaan "SCTV Awards".
Meski baru mengikuti latihan beberapa bulan terakhir, Yenni yang datang sendiri malam itu, rupanya berniat serius mendalami ilmu beladiri dari negeri Jepang itu.
"Iya, ini saya baru datang latihan aikido, langsung kesini (JCC, tempat acara berlangsung, Red). Masih keringatan nih," tuturnya alumnus Harvard University, AS, itu sambil tersenyum.
Sedangkan alasan kenapa ia memilih aikido, disebut Yenni sewaktu ia masih berada di istana (saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden) ia sering melihat Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) berlatih.
"Dan saya kepengen, jadi saya ikut latihan dua kali. Tetapi waktu saya ke sekolah ke Amerika sempat terputus latihannya," tuturnya yang malam itu mengenakan kebaya merah dan kerudung putih.
Sekembalinya ia ke Indonesia, Yenni bercerita bahwa ia bertemu dengan Duta Besar (Dubes) Jepang yang juga berlatih aikido. "Pak Dubes yang ngajakin saya latihan juga," katanya.
Yenni kemudian menyarankan agar para perempuan berlatih beladiri, meskipun tidak harus aikido, karena menurutnya selain untuk menambah rasa percaya diri, juga bisa untuk kebugaran.
"Saya sudah mulai merasakan manfaatnya. Tubuh saya jadi lebih bugar, lebih fleksibel," kata Yenni yang mengaku masih berada di level "ban putih" karena baru beberapa bulan berlatih.
Meskipun baru berada di level paling rendah, Yenni tetap tidak patah semangat, karena "Tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar," katanya klise.
Mengenai acara penghargaan yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi swasta yang dihadirinya itu, Yenni berkata bahwa ia sangat menghargai cara pemilihan yang dianggapnya demokratis tersebut.
"(Penghargaan) Ini perlu, untuk memupuk semangat berkompetisi secara `fair`. Secara demokratis, karena yang milih pemirsa kan? Jadi gak ada rekayasa, gak bisa diutak atik," ujarnya. [TMA, Ant]
No comments:
Post a Comment