Kamis, 9 November 2006.
Nepal Akhiri Konflik Satu Dekade
Sejarah baru tertoreh di Nepal. Pemberontakan berdarah yang melanda negara monarki selama satu dekade itu akhirnya berakhir. Puncak dari semua itu adalah kesepakatan damai yang dideklarasikan pemerintah berkuasa dengan pemberontak Maois. Kedua kubu yang selama ini bertikai sepakat mengakhiri peperangan, Rabu (8/11). Kedua pihak sepakat bergandeng tangan menatap masa depan dengan membentuk pemerintahan sementara. Menurut para perunding, pemerintah sementara itu akan dibentuk awal Desember mendatang. Sebagai bukti kesepakatan damai, kalangan militer dan pemberontak akan menyerahkan senjata yang selama ini digunakan untuk saling membunuh. Untuk membentu satu negara Nepal yang baru, kedua belah pihak juga segera menyusun konstitusi baru. Kehadiran konstitusi baru itu tampaknya bakal membawa perubahan besar bagi Kerajaan Nepal yang kini dipimpin Raja Gyanendra. Pasalnya, peran besar yang kini dinikmati raja bakal ditinjau ulang. Bahkan, bentuk negara yang terletak di kawasa!
n Himalaya ini pun kemungkinan tak akan lagi menganut sistem monarki. ''Ini adalah terobosan yang telah membuka pintu untuk membangun sebuah Nepal yang baru,'' tutur juru-runding pemerintah, Ram Chandra Poudel, kepada wartawan seusai menggelar perundingan selama lebih dari 16 jam. Pihak pemberontak Maoist pun satu kata. Juru Bicara pemberontak, Krishna Bahadur Mahara, menilai kesepakatan yang telah ditorehkan sebagai terobosan dalam sejarah perpolitikan di bumi Nepal. Betapa tidak, perang sipil antara pemberontak Maoist dengan pemerintah pusat yang terjadi sejak 1996 telah menewaskan tak kurang dari 12.500 jiwa. Posisi kubu Maoist pun kini berubah. ''Sekarang kami maju bukan sebagai kekuatan pemberontak. Namun, kami melangkah sebagai kekuatan politik,'' tandas Mahara. Pihaknya berjanji untuk melangkah ke depan dengan sebuah strategi baru dan membangun citra yang baru pula. Hal yang sama juga di rasakan Wakil Komandan Militer Pembebasan Rakyat Maois, Ananta. Menurutnya, kes!
epakatan damai yang telah ditorehkan adalah sebuah sejarah bar!
u bagi N
epal. ''Dengan perjanjian ini, Nepal akan memasuki era baru,'' tegas Ananta penuh optimisme. Perubahan besar tampaknya akan segera terjadi sebagai tanda Nepal baru segera terbentuk. Menurut Menteri Perdagangan Nepal, Hridayesh Tripathi, parlemen bakal dibubarkan. Gantinya, akan dibentuk majelis transisi pada 26 November mendatang. Sementara itu, agar darah tak lagi tertumpah, senjata Maois dan militer Nepal dalam jumlah yang sama akan dibekukan di bawah pengawasan PBB. Inilah masalah yang selama ini paling sulit dilakukan, yang telah menyebabkan konflik berlarut-larut. Berdasarkan catatan, ini adalah kali ketiga kedua pihak berusaha mencapai kesepakatan damai. Dua upaya sebelumnya terjadi pada tahun 2001 dan 2003, namun keduanya gagal. Akibatnya, negeri itu kembali terseret dalam konflik yang kian parah. Proses perdamaian kembali mendapat dukungan ketika pemerintah multi-partai mulai berkuasa pada April 2006. Itu terjadi setelah rakyat Nepal berbondong-bondong mendesak Raja !
Gyanendra mengakhiri kekuasaan mutlaknya. Sejak mengumumkan gencatan senjata pada Mei, pemerintah dan pemberontak menggelar perundingan perdamaian tingkat tinggi. Hingga kemudian konflik berakhir di perudingan ketiga. Kini, menurut Poudel, nasib kerajaan akan ditentukan pada pertemuan pertama setelah majelis konstituen terbentuk.
(hri/afp/ap )
No comments:
Post a Comment