Cari Berita berita lama

Tim Korsel, Lawan Terberat

Senin, 13 Januari 2003.
Tim Korsel, Lawan TerberatSemarang, 13 Januari 2003 07:45Ketua PB Djarum Kudus, Syaiful Arisanto menilai, Tim Korea Selatan akan menjadi lawan berat bagi Indonesia dalam upaya merebut kembali Piala Sudirman tahun 2003 yang akan berlangsung di Eindhoven, Belanda, bulan Maret mendatang.

"Dibanding dengan Cina dan Denmark, tim dari negeri Ginseng itu paling berat karena mereka memiliki kekuatan merata di semua nomor yang dipertandingkan, seperti tunggal putra-putri, ganda putra-putri dan ganda campuran," katanya ketika dihubungi di Kudus, Senin.

Dia menyebutkan, di tunggal putra, mereka memiliki Kim Young Ill yang akan menjadi lawan terberat bagi Taufik Hidayat yang kemungkinan akan turun di nomor tunggal putra.

Kemudian di ganda putra, kata dia, Korsel memiliki dua pasangan kelas dunia, yaitu Ha Taek Kwon/Kim Doong Moon serta pasangan Lee Dong Su/Yoo Young Sung.

"Mereka akan menjadi lawan berat bagi pasangan Chandra Wijaya/Sigit Budiarto atau Trikus Haryanto/Halim Haryanto, belum lagi di nomor ganda campuran yang mengandalkan pasangan Kim Dong Moon/Ra Kyu Ming," katanya.

Dia mengakui, memang peluang Indonesia dengan Korsel sama, tetapi nampaknya tim dari negeri Ginseng itu akan menjadi ancaman berat bagi Taufik Hidayat dan kawan-kawan.

Dia mengatakan, ketika bertemu Korsel, pelatih maupun manajer tim Christian Hadinata harus bisa memasang strategi untuk bisa merebut angka, misalnya dari tunggal putra, ganda putra dan ganda putri.

Sedangkan melawan Cina, kata dia, pihaknya merasa yakin Indonesia bisa mengatasinya, mengingat tim dari negeri Tirai Bambu itu hanya kuat di tunggal putri, ganda putri sedangkan ganda putra dan ganda campuran, mereka tidak terlalu kuat.

"Di tunggal putra, saya yakin Taufik bisa mengatasi Xia Xuanze atau Bao Chin Lan atau Lin Dan. Jadi kita harus ambil nilai dari tunggal putra, ganda putra dan campuran," katanya.

Lawan cukup berat, kata dia, juga datang dari Denmark karena tim ini memiliki kekuatan merata di semua nomor seperti halnya Korea Selatan.

Di tunggal putra, kata dia, mereka memiliki Peter Gade, tunggal putri ada Camillia Martin. "Jadi lawan Denmark kita harus konsentrasi di tunggal putra, ganda putra dan ganda putri," katanya menegaskan.

Menyinggung kekuatan Indonesia di tunggal putri setelah dicoretnya beberapa pebuluatngkis senior dari pelatnas, seperti Ellen Angelina, Lidya Djaelawidjaya dan Atu Rosalina, ia mengatakan, di nomor ini memang tidak punya pebulutangkis berkualitas sehingga sebaiknya dilepas saja.

"Di nomor ini tetap ada pebulutangkisnya, tetapi tidak terlalu diharapkan memetik kemenangan dalam setiap pertandingan. Habis bagaimana lagi karena di nomor ini kita memiliki pebulutangkis handal," katanya.

Beberapa pebulutangkis tunggal putri yang dikembalikan ke klubnya adalah Lidya Djaelawidjaya, Ellen Angelina, Atu Rosalina dan Yuli Marfuah.

"Praktis di pelatnas kita tinggal memiliki Dian Novita Sari saja (pahlawan babak kualifikasi Piala Uber 2002 di Melburne, Australia,red) dan yang bersangkutan belum mampu bersaing dengan pebulutangkis tunggal putri dunia, seperti Cina, Korsel maupun
Denmark," tegasnya.

Sebagai gantinya, kata Syaiful yang Wakil Direktur Pengembangan dan Perencanaan PB PBSI, Indonesia akan memperkuat sektor ganda putri di nomor ini peluang untuk merebut nilai lebih besar dibanding tunggal putri.

Di nomor ini, kata dia, Indonesia memiliki dua pasangan yang mampu sedikit bersaing dengan pasangan dari negara lain terutama Cina, Denmark dan Korsel, yaitu pasangan Vita Marrisa/Deyana Lomban serta Jo Novita/Eny Erlanggga. [Tma, Ant]

No comments:

Post a Comment