Minggu, 26 Oktober 2003.
Jakarta Utara
Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Bos Asaba
26 Oktober 2003
TEMPO Interaktif, Jakarta: Rekonstruksi peristiwa penembakan Direktur PT Asaba Boediharto Angsono dan pengawalnya Sertu Edy Siwep beberapa bulan lalu digelar di Gedung Olah Raga Pluit Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (26/10) siang.
Dalam rekonstruksi yang digelar oleh unsur Polda Metro Jaya itu, tampak hadir tersangka otak pembunuhan, Gunawan Santosa, empat pelaku penembakan, dan sopir pribadi Boediharto, Darjan. 'Termasuk Suud Rusli, yang diduga sebagai eksekutornya,' kata Wakapolsek Penjaringan AKP Suwanto yang ditemui Tempo News Room di kantornya.
'Dia (Rusli) memang sangar sekali, pantes jika berbuat hal demikian,' tambah Suwanto menuding sang eksekutor tersebut. Kendati hanya memperagakan proses eksekusi bos Asaba itu, aparat menurunkan banyak personilnya. Selain dari Polda, pihak Polsek Penjaringan menurunkan puluhan aparatnya. Sayangnya, Suwanto tidak merinci berapa banyak personil yang diturunkan.
Selain dari pihak polisi, aparat TNI dari Marinir ikut pula mengamankan proses rekonstruksi ini. 'Dari marinir sekitar satu kompi,' tambah Suwanto.
Proses rekonstruksi itu sendiri dimulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga menjelang tengah hari. Berdasarkan hasil rekonstruksi itu, diketahui bahwa pelaku yang mengendarai sepeda motor Tiger milik Andre, telah berada di tempat kejadian sebelum Boediharto dan pengawalnya mendatangi gedung olah raga itu.
Pelaku utama, sang eksekutor, memuntahkan sekitar delapan peluru ke arah korbannya. Dia menembak korban dengan peluru saat keduanya baru masuk ke area gedung itu dan jarak dekat. Kemudian dia meninggalkan korbannya dengan mengendarai motor milik Andre, yang belakangan diketahui sebagai teman dekat tersangka Gunawan, yang juga bekas menantu bos Asaba itu.
Selain rekonstruksi proses eksekusi Boediharto, polisi juga menggelar rekonstruksi perencanaan pembunuhan oleh Gunawan Santosa di Jalan Kartini II, Jakarta Pusat. Usai rekonstruksi di GOR Penjaringan, suasana masih tampak ramai. Para polisi masih tampak berjaga di pos polisi setempat.
Menurut salah seorang anggota polisi, proses rekonstruksi itu dijaga ketat oleh polisi dan marinir untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Kendati demikian dia tidak menjelaskan secara rinci proses itu. 'Kita hanya sebatas mengamankan saja,' kata polisi yang enggan disebutkan namanya itu.
Danto - Tempo News Room
No comments:
Post a Comment