Kamis, 18 Maret 2004.
Jawa Timur
Mahasiswa Gajayana Malang Mogok Kuliah
18 Maret 2004
TEMPO Interaktif, Jakarta: MALANG - Lebih dari 400 mahasiswa Universitas Gajayana Malang melakukan aksi mogok kuliah sejak Senin (15/3) lalu. Selain mogok, mahasiswa yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Peduli Gajayana (KMPG) juga menyegel seluruh ruang kuliah dan kantor rektorat dan merampas absen. Akibat aksi ini, aktifitas belajar mengajar dan administrasi berhenti.
Dalam aksi mogok ini, KMPG menuntut adanya
demokratisasi dalam pengambilan kebijakan. ''Seluruh
civitas akademika harus dilibatkan dalam pengambilan
keputusan,'' kata Juru Bicara KMPG, SN Huda kepada
wartawan, Kamis (18/3). Selama ini, keputusan hanya
diambil yayasan, tanpa melibatkan rektorat.
Akibatnya, ungkap SN Huda, keputusan yang diambil
merugikan mahasiswa. Contohnya, soal SPP yang diubah
dari per sks menjadi per paket sebesar Rp 600 ribu per
bulan. ''Biayanya menjadi lebih mahal.''
Menurut Huda, sejak tahun 1994, kondisi kampus
Universitas Gajayana Malang tidak menunjukkan
perbaikan, bahkan kian terpuruk. Terbukti dengan
tidak berfungsinya rektor dan pembantu rektor sebagai
pengendali kampus. Ironisnya, kalangan birokrat di
rektorat, tidak dapat berbuat banyak, dan terkesan
diam saja.
Tdak ada transparansi keuangan, bahkan timbul masalah lebih besar, antara lain masalah SPP, pengaturan jam kuliah, dan proses pergantian rektor, pembambantu rektor, dekanat, hingga kajur dilakukan secara sepihak oleh yayasan melalui penunjukan.
Semula, tutur SN Huda, KMPG tidak merencanakan untuk
melakukan aksi mogok, hanya unjuk rasa. Namun, karena permintaan audiensi dengan Rektor dan para pembantu rektor Uniga ditolak tanpa alasan yang jelas, aksi dilanjutkan dengan mogok kuliah.
Esoknya, tuntutan mahasiswa audiensi dikabulkan. Namun
hanya melibatkan perwakilan mahasiswa saja. KMPG
menolak dan meneruskan aksinya. Hingga berita ini
diturunkan, masih terjadi pertemuan antara pihak
rektorat dengan KMPG.
Bibin Bintariadi - Tempo News Room
No comments:
Post a Comment