Cari Berita berita lama

Republika - Membangun Wibawa Kremlin Lewat Jalur Pipa Gas

Sabtu, 24 Desember 2005.

Membangun Wibawa Kremlin Lewat Jalur Pipa Gas












Sebelum terpilih menjadi presiden Rusia, Vladimir Putin pernah menyampaikan pandangannya soal sektor energi negara itu yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Gagasan itu dimuat dalam Jurnal Pertambangan St Petersburg 1999. Dalam tulisannya, Putin menilai potensi minyak dan gas alam Rusia yang cukup besar harus dikuasai negara. Hal itu berarti Rusia harus memperoleh kembali kekuatan geopolitiknya untuk menguasai sumber alam tersebut. Tahun ini Kremlin akan mencanangkan program itu melalui perusahaan negara Gazprom yang memonopoli gas alam. Perusahaan ini adalah produsen gas alam terbesar di dunia atau yang menguasai seperempat cadangan gas dunia. Oktober lalu kemampuan perusahaan ini semakin besar dan menjadikannya sebagai perusahaan minyak Rusia terbesar kelima di dunia. Awal bulan ini Gazprom juga membuka jalur pipa gas sepanjang 737 mil senilai 5,7 miliar dolar AS. Jalur itu menghubungkan Rusia dengan Jerman dan nantinya akan mampu memasok 20 juta meter kubik ga!
s alam dari Rusia. Pemerintah negara Beruang Merah ini juga tengah melakukan pembicaraan dengan konsumen gas alam terbesar dunia, Amerika Serikat, soal pengapalan gas alam dari Laut Barents ke pelabuhan di AS. ''Pada masa lalu militer Rusia menggunakan hal ini untuk memengaruhi kepentingan internasional. Kini situasinya berubah, energi akan menjadi cara bagi Rusia untuk meningkatkan kemampuannya,'' kata Roland Nash, analis Renaissance Capital, sebuah bank investasi di Moskow, seperti dilaporkan Chicago Tribune. Masalah gas juga menjadi persoalan serius antara Rusia dan Ukraina. Ukraina yang menyediakan sarana transit pipa gas menuju Eropa Barat menghendaki potongan harga 50 dolar ASper kubik. Ketika Ukraina menolak proposal yang diajukan Gazprom setelah menaikkan tarif hingga 160 dolar AS, Grazprom justru membalasnya dengan menuntut tarif 320 dolar AS dan mengancam akan menghentikan pasokan gas bila tuntutan itu tidak dipenuhi. Pejabat kedua negara dijadwalkan akan bertemu!
guna mengatasi masalah tersebut. Apabila ancaman Rusia itu ja!
di dilak
ukan, akan membuat suram ekonomi Ukraina. Juru bicara Gazprom, Sergei Kuprianov, menyatakan masalahnya hanya bersifat ekonomi. Kenaikan harga gas berhubungan dengan kenaikan harga gas di Eropa. ''Kremlin menilai masalah gas menjadi alat yang efektif untuk memengaruhi negara tetangga,'' tulis sebuah surat kabar Rusia, Kommersant. Tahun ini Kremlin berhasil meraih saham di Gazprom sebesar 51 persen. Hal ini semakin memperkuat dominasi pemerintah sehingga membatasi investasi asing di perusahaan tersebut. Analis berkeyakinan hal itu bisa membuat Gazprom memperbesar modal dari 119 miliar dolar AS menjadi 300 miliar dolar AS. Pada masa era Uni Soviet, Gazprom bisa berkembang menjadi perusahaan besar sekelas ExxonMobil atau ChevronTexaco. ''Gazprom saat ini menjadi pemain global dan ini saat yang tepat untuk mengembangkan perusahaan. Kami mengikuti langkah tradisional dari perusahaan gas dan minyak terkemuka,'' kata juru bicara Kuprianov. Namun, kemampuan Gazprom menjadi perusahaa!
n kelas dunia masih bergantung pada pengembangan ladang gas Shtokman di Laut Barents yang terletak di 350 mil utara pantai Rusia. Kawasan ini mampu menyuplai kebutuhan gas AS hingga 50 tahun mendatang. April mendatang Gazprom juga akan memilih mitra kerjanya dari kawasan Barat bersama ExxonMobil atau ChevronTexaco. Gazprom dan pejabat energi Rusia telah bertemu mitra mereka dari AS untuk membahas proyek tersebut, termasuk pengapalan gas alam. Gazprom dijadwalkan mulai melakukan pengiriman tahun 2010. Proyek ini sangat menguntungkan bagi kedua pihak. Konsumsi gas AS diperkirakan mengalami kenaikan hingga 50 persen dalam 20 tahun mendatang. Kebutuhan dunia diperkirakan naik dua kali lipat. Bagi Rusia, AS merupakan pasar potensial yang nilainya enam kali lebih besar dari nilai domestik Rusia. ''Dalam negosiasi ini, Rusia memegang kartunya. Mereka memiliki energi dan AS memerlukannya,'' kata Nash. Dalam sebuah tulisannya tentang sektor energi Rusia yang diterbitkan universit!
as tempat ia menerima gelar doktornya, Putin menulis sumber al!
am merup
akan kunci bagi Rusia untuk bangkit dari krisis dan memperbaiki kemampuan yang sebelumnya telah dimilikinya. Apakah Gazprom menjadi kendaraan yang tepat bagi Putin untuk menjalankan kebijakannya? Masalah itu masih menjadi perdebatan. Sebelum mampu bersaing dengan perusahaan energi kelas dunia lainnya, Gazprom masih perlu melakukan efisiensi. Penerimaan dari penjualan gas di pasar domestik dihabiskan oleh tingginya biaya operasional perusahaan. ''Tingkat efisiensi Gazprom harus sama dengan perusahaan minyak dunia lainnya dan Gazprom harus menempuhnya lewat jalan yang panjang,'' ungkap Vadim Kleiner, analis pada Hermitage Capital Management.
(ap/hir )

No comments:

Post a Comment