Rabu, 14 Maret 2007.
Kilang Timbulkan Pencemaran Udara
Pembakaran itu menghasilkan zat SO dan CO yang berbahaya.
INDRAMAYU -- Proses pembakaran crude oil (minyak mentah) di kilang pengolahan minyak Pertamina UP VI Balongan, Kab Indramayu, menimbulkan pencemaran udara. Akibatnya, puluhan warga Desa Majakerta, Kec Juntinyuat, yang tinggal di sekitar kawasan kilang, mengalami pusing dan mual-mual. ''Pembakaran tak sempurna itu terjadi pada Jumat dan Ahad kemarin,'' kata Kahumas UP VI Balongan, Darijanto, saat dihubungi Republika, Selasa (13/3). Diperoleh keterangan, pada Ahad (11/3), lebih dari 35 warga Desa Majakerta, mengalami pusing dan mual-mual disertai muntah. Peristiwa itu terjadi karena mereka menghirup udara dengan bau busuk yang sangat menyengat dari arah kilang. Beberapa bulan lalu, ratusan warga Desa Majakerta juga mengalami hal serupa. Kondisi ini dipicu oleh pencemaran udara akibat matinya api di cerobong pembakaran kilang UP VI Balongan. Kontan kondisi ini membuat Kepala Desa Majakerta, Hadi Suyitno, langsung melaporkan pencemaran udara itu kepada pihak UP VI agar di!
lakukan langkah antisipasi. ''Memang bau itu berasal dari kilang. Ini terjadi akibat adanya pembakaran crude yang tidak sempurna,'' kata Darijanto. Saat itu, sambung dia, udara yang keluar dari cerobong pembakaran tertiup angin ke arah pemukiman warga yang berada di sekitar kawasan kilang. Namun, kata Darijanto, pihaknya segera mengambil langkah antisipasi dengan memberikan pengobatan gratis di RSP Balongan. Pakar perminyakan dari ITB, Dr Ing Ir Rudi Rubiandini RS, mengatakan pembakaran minyak yang tidak sempurna itu terjadi karena jumlah minyak yang diproduksi berlebih. Akibatnya, kata dia, saat gas bertekanan rendah dibakar akan bercampur dengan minyak. Menurut Rudi, bila pembakaran gas bertekanan rendah itu berlangsung sempurna, api akan berwarna biru. Namun, kalau minyak ikut terbakar maka asap api akan sangat besar dan hitam. ''Warna api yang dihasilkan bisa menjadi indikator pembakaran itu sempurna atau tidak,'' kata dia. Minyak yang terbakar itu, ungkap Rudi, mengha!
silkan asap hitam dan mengandung zat beracun yang berbahaya ba!
gi manus
ia. Kata dia, minyak yang terbakar akan menghasilkan hidrokarbon (CO2 dan CO). Sedangkan gas yang terbakar tidak sempurna, sambung dia, akan dihasilkan H2S. Gas ini bila tidak bisa dibakar bisa menghasilkan SO2. Jika SO2 itu bisa terbakar dengan cepat, kata dia, akan aman. Sebaliknya, bila sampai tidak terbakar dengan cepat, bisa meninggalkan SO yang sifatnya beracun. ''Zat CO dan SO bila dihirup secara terus-menerus dan dalam jangka waktu lama bisa mematikan,'' katanya menegaskan.
(yul/kie )
No comments:
Post a Comment