Cari Berita berita lama

Republika - Cerita Calon Menantu Perfeksionis

Minggu, 5 Pebruari 2006.

Cerita Calon Menantu Perfeksionis






Berkat kepiawaian para pemain, humor yang muncul tampil sangat spontan.





Pertemuan calon menantu dan calon mertua agaknya tetap menyimpan cerita tersendiri. Nyaris serupa dengan film Meet The Parents yang berlanjut dengan sekuel Meet The Fockers , sutradara Thomas Bezucha juga mengemas kisah tentang sebuah keluarga Inggris lengkap dengan bumbu komedi dan bertutur tentang pertemuan calon mertua dan calon menantu dalam sebuah komedi keluarga lewat The Family Stone. Film arahan sutradara Thomas Bezucha ini bercerita tentang kebiasaan keluarga Stone yang selalu berkumpul di setiap musim liburan. Di masa itu, biasanya seluruh anggota keluarga besar Stone kembali berkumpul. Namun, kali ini ada yang spesial dibandingkan pertemuan keluarga lainnya. Ini lantaran anak sulung keluarga ini, Everett Stone (Dermot Mulroney), akan memperkenalkan calon istrinya yang bernama Meredith Morton (Sarah Jessica Parker). Meredith adalah seorang perempuan yang perfeksionis dan sangat suka bersolek. Selain itu, ia pun sangat bawel. Akan tetapi, di saat bersamaan, Me!
redith selalu merasa kurang percaya diri. Ia khawatir kehadirannya tak disukai keluarga Stone. Begitu Everett dan Meredith tiba, seluruh anggota keluarga Stone pun menyambut kedatangan calon anggota baru keluarga mereka. Kekocakan dan kekonyolan pun dimulai. Saat calon mertua, Kelly Stone (Craig T Nelson) menyambutnya dengan pelukan, Meredith malah menghindar. Ia tampak kaku. Kehadirannya mulai menimbulkan masalah. Pasalnya, Meredith tak mau tidur satu kamar dengan Everett. Terpaksa, sang ibu Sybil Stone (Diane Keaton) harus menempatkan calon menantunya itu di kamar si bungsu Amy Stone (Rachel McAdams). Amy pun bertambah tak suka dengan Meredith karena ia harus tidur di sofa. Anggota keluarga pun mulai menggoda Meredith. Amy dan kakaknya Ben Stone (Luke Wilson) mulai mempermainkannya lewat game. Sadar dirinya tengah dipermainkan, Meredith marah besar. Ia menangis dan keluar dari rumah itu. Ia pun pindah ke sebuah motel. Sementara itu, diam-diam Ben justru tertarik pada Mere!
dith. Ben pun mencoba mengajak Meredith untuk kembali ke rumah!
. Meredi
th pun kembali datang dan mencoba memperbaiki hubungannya. Namun, ia mengundang adiknya yang bernama Julie Morton (Claire Danes) untuk menemaninya. Begitu Julie datang, seluruh anggota keluarga Stone menyambutnya dengan hangat. Mereka begitu suka dengan Julie. Itu karena Julie sangat ramah dan supel. Saat sang adik datang, hubungan Meredith dengan keluarga Stone justru kembali merenggang. Konflik lantas muncul dan berawal dari obrolan di meja makan. Saat itu Sybil tengah membicarakan pilihan sang anak Thad Stone (Tyrone Giordano) yang lebih suka menjadi gay. Thad memang menikah dengan pria kulit hitam bernama Patrick. Sybil marah besar saat Meredith mengatakan, semua orang tua pasti tak berharap anaknya lahir menjadi gay. Dimarahi calon mertua, Meredith pun kembali keluar dari rumah. Ben segera menghampiri dan menemaninya. Hubungan keduanya justru semakin dekat. Sampai suatu pagi, sang ayah menemukan, Meredith berada di kamar tidur Ben. Sybil tak setuju bila Everett menikah!
dengan Meredith. Ia tak mau melihat si sulung tak bahagia. Hubungan Everett dengan Meredith pun semakin renggang. Ia justru mulai tertarik dengan Julie yang supel dan ramah. The Family Stone boleh dibilang merupakan kisah drama keluarga yang ringan. Adegan demi adegan di dalamnya dipenuhi dengan unsur komedi. Humor yang mengundang tawa tak cuma ditampilkan lewat tingkah para pemainnya, tapi juga lewat dialog. Itulah yang membuat film yang berdurasi 1 jam 42 menit ini menarik untuk ditonton. Kehadiran bintang Sex and the City Sarah Jessica Parker juga turut menyegarkan film ini dengan kepiawaian mengolah karakter. Belum lagi kemampuan para pemain untuk menampilkan adegan komedi yang tampak begitu spontan. Film ini pun mencoba menyajikan sebuah gambaran keluarga yang harmonis. Namun, tidak semata-mata komedi, nuansa romantis dan mengharukan pun turut hadir mewarnai film produksi 20th Century Fox ini. Ada banyak sisi positif yang bisa diambil dari film ini. Rasa hormat dan ka!
sih sayang terhadap orang tua ditampilkan dalam film ini. Keti!
ka muncu
l konflik, yang hadir adalah kisah kekisruhan yang lumrah terjadi lantaran berbeda pendapat dan ketidakcocokan. Kendati ada beberapa norma barat yang terasa tidak pas untuk budaya timur, film ini tetap bisa menjadi tontonan menarik bagi Anda yang menyukai film komedi dan drama keluarga romantis.
(hri )

No comments:

Post a Comment