Cari Berita berita lama

Republika - Beragam Karakter Penghuni Apartemen

Jumat, 11 Juli 2008.

Beragam Karakter Penghuni Apartemen




Apartemen yang menjamur di Jakarta memiliki karakter dan
ciri khas penghuni yang berbeda. Ini membawa dampak pada
kebutuhan sarana dan fasilitas yang disediakan pengembang.
Ada beberapa jenis apartemen yang banyak dibangun di Jakarta, yaitu apartemen mewah dan menengah, apartemen bersubsidi atau yang lebih dikenal dengan sebutan rumah susun sederhana hak miliki (rusunami), dan rumah susun sewa (rusunawa).
Setiap jenis apartemen memiliki kebutuhan fasilitas yang berbeda sesuai dengan karakter penghuninya. Sosiolog Universitas Indonesia yang juga peneliti tentang rusun, M Iqbal Djajadi, mengungkapkan, apartemen menengah dan mewah ditujukan untuk masyarakat yang memiliki tingkat penghasilan yang tinggi. Karena itu, harga yang ditawarkan juga tinggi.
Bagi masyarakat kelas ini, memiliki apartemen lebih bernilai prestisius. Mereka akan bangga jika memiliki apartemen yang berada di tengah kota. ‘’Padahal, mereka tidak akan sering tinggal di apartemen mereka. Mobilitas yang tinggi membuat mereka menjadikan apartemen hanya untuk tempat singgah,’‘ ujar Iqbal kepada Republika.
Bagi mereka, lanjutnya, mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli kenyamanan hidup di apartemen bukan hal yang susah. Sebab dari sisi pendapatan, cara itu memang memungkinkan.
Sedangkan apartemen bersubsidi (rusunami) ditujukan bagi kalangan menengah-menengah dan menengah-bawah. Bagi mereka, memiliki apartemen memang benar-benar untuk ditinggali. Biasanya mereka sudah memiliki rumah lainnya (landed house) namun berada di pinggir kota.
Tuntutan kebutuhan untuk segera sampai di tempat kerja dan menghindari kemacetan membuat mereka memilih rusunami sebagai tempat tinggal kedua. Tinggal di apartemen jenis ini akan membantu mobilitas mereka di tengah kota.
‘’Mereka lebih banyak melakukan aktivitas di luar karena sibuk bekerja. Tinggal di rusunami bagi mereka hanya pada pagi dan malam hari serta hari-hari libur,’‘ kata peneliti dari Laboratorium Sosiologi (Labsos) Fisip UI ini.
Masyarakat kelas ini, lanjut Iqbal, tidak membutuhkan fasilitas yang banyak. Mereka juga tidak membutuhkan ruangan yang luas untuk berinteraksi dengan sesama penghuni. Sebab sebagian besar hidup mereka memang tidak dijalani di apartemen atau rusunami yang ditempatinya.
Hal yang berbeda dialami oleh para penghuni apartemen sewa atau rusunawa. Mereka berasal dari kalangan bawah - bawah. Mereka tidak mampu untuk membeli apartemen sehingga hanya bisa menyewa.
Sebagian besar mereka bekerja di sektor informal, seperti tukang becak, pedagang kaki lima, pedagang keliling, dan sebagainya.
Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemen
sewa yang ditempatinya. Bahkan banyak di antara mereka yang melakukan aktivitas berjualan di apartemen tersebut.
‘’Karena itu, mereka membutuhkan ruangan yang luas untuk berinteraksi dengan sesama penghuni. Sebab mereka memang banyak menghabiskan waktu di apartemen yang disewanya,’‘ papar penulis buku Kerusuhan dan Reformasi dalam Buku Kisah Perjuangan Reformasi ini. Para penghuni itu dalam rentang waktu tertentu selalu menyempatkan untuk pulang ke kampung halaman. Kebiasaan ini mereka lakukan secara teratur.
‘’Jadi, penghuni apartemen sangat beragam karakter dan latar belakang sosialnya. Karena itu, tidak bisa dipaksakan kalangan tertentu untuk menghuni apartemen yang tidak sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Misalnya, masyarakat bawahbawah tidak akan bisa dipaksa untuk menempati rusunami karena karakter dan kemampuan mereka bukan di situ,’‘ jelas penulis buku Kondisi Integrasi Indonesia di Masa Reformasi ini.
(jar)

No comments:

Post a Comment