Cari Berita berita lama

Perwira Mesir Calon Pengantin Tewas di Tangan Israel

Jumat, 19 November 2004.
Perwira Mesir Calon Pengantin Tewas di Tangan IsraelKairo, 19 November 2004 23:00Sungguh mengenaskan, perwira muda kepolisian Mesir Hani Ali Sobhi El-Naggar, 21 tahun, tak dapat menggapai harapannya untuk melangsungkan pernikahannya pada akhir tahun 2004 ini.

Sebab, El-Naggar bersama dua kawan perwira seprofesi, Ameer Abu Bakar Ameer, 31, dan Mohamed Abdel Fatah Mohamed Rabii, 42, tewas akibat ditembak tentara Israel secara brutal dengan senjata berat.

"Kendati saya ikhlas melepaskan Bang Ameer ke pangkuan Ilahi, tapi sama sekali saya tak rela atas kebrutalan militer Zionis Yahudi itu," ujar Sharifah Ahmed El-Khalf, 20, calon pengantin wanita itu.

Dengan derai air mata di pipinya, Sharifah, yang masih tergolong famili dengan almarhum calon pengantennya, mengisahkan bahwa rencana pernikahan mereka akan berlangsung pertengahan Desember nanti.

"Kami telah resmi khuthubah (bertunangan) dengan Bang El-Naggar sejak dua tahun lalu, dan rencana pernikahan pada 14 Desember nanti. Rencana pernikahan itu sendiri sedianya berlangsung beberapa bulan lalu, namun ditunda," tutur mahasiswi fakultas ekonomi pada Universitas Ain Shams, Kairo itu.

Sementara itu, peristiwa mengenaskan yang menimbulkan kemarahan luas di Mesir tersebut terjadi pada Kamis (18/11) menjelang fajar, ketika sebuah tank tempur Israel memberondong melewati perbatasan dan memasuki wilayah Mesir di perbatasan Rafah itu.

Presiden Mesir Hosni Mubarak memprotes keras atas pelanggaran hukum internasional itu. Rafah merupakan kawasan perbatasan Mesir-Israel-Gaza di Semenanjung Sinai.

"Pelanggaran itu tidak bisa ditolerir, dan Pemerintah Mesir mengutuk dan memprotes keras. Pengusutan tuntas harus segera dilakukan," ujar Menlu Mesir Ahmed Abul Gheit mengutip Presiden Mubarak.

Menanggapi protes itu, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon segera menelepon Presiden Mubarak beberapa jam setelah kejadian itu, dan meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada Pemerintah Mesir. PM Sharon juga berjanji akan mengusut tuntas kasus itu.

Perstiwa itu menimbulkan ketegangan baru dalam hubungan diplomatik Mesir-Israel.

Mesir, yang merupakan negara Arab pertama yang mengakui negara Israel dalam perjanjian Camp David pada 1978, menarik duta besarnya dari Tel Aviv pada 2001 silam sebagai protes atas pengurungan mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat di Ramallah oleh penguasa Israel.

Di sisi lain, peristiwan penembakan itu menimbulkan kemarahan luas masyarakat Mesir. Sejumlah mesjid di Kairo merencanakan akan melakukan unjuk rasa seusai shalat Jumat (19/11) ini.

Saat berita ini diturunkan menjelang shalat Jumat, beberapa mesjid utama di Kairo, seperti Mesjid Al-Azhar, Mesjid Sayyidah Zenab, Mesjid Al-Noor, dan Mesjid Amr Bin Ash tampak dijaga ektra ketat oleh aparat keamanan yang dilengkapi peralatan ani-huru-hara. [EL, Ant]

No comments:

Post a Comment