Cari Berita berita lama

Menkominfo: Pemerintah Betul-betul Perangi Korupsi

Rabu, 22 Desember 2004.
Menkominfo: Pemerintah Betul-betul Perangi KorupsiSurabaya, 22 Desember 2004 14:00Menteri Komunikasi dan Informasi Dr Sofyan A Djalil menegaskan, pemerintah saat ini betul-betul memerangi korupsi, sehingga kalau ada yang mengatakan gebrakan pemberantasan korupsi yang dilakukan saat ini sama dengan yang sebelumnya tidak bisa dibenarkan.

"Komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi selama lima tahun ke depan luar biasa, karena pemerintah betul-betul memerangi korupsi," ujar Sofyan di Kantor Pemprop Jatim, Rabu, ketika melakukan sosialisasi kebijakan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Sosialisasi yang dihadiri oleh kepala instansi di lingkungan Pemprop Jatim serta bupati dan walikota se-Jatim diselenggarakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pemprop Jatim.

Sofyan mengatakan alasan kuat untuk memerangi korupsi karena kondisi Indonesia saat ini sudah luar biasa parahnya. "Hampir di segala bidang Indonesia saat ini selalu yang terburuk. Saat Pak SBY hadir di forum internasional, dia selalu merasa diadili," katanya.

Sofyan mengatakan, dirinya mendengar langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bertekad tidak akan melindungi pembantunya yang korup, sehingga komitmen pemerintah untuk memerangi korupsi betul-betul dilakukan.

Menurut Sofyan, bukti keseriusan pemerintahan SBY dalam menangani korupsi adalah diberinya izin pemeriksaan terhadap gubernur, bupati dan anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana korupsi baik yang ada di pusat maupun daerah.

"Kenapa korupsi merajalela karena hukum tidak tegak, kenapa hukum tidak tegak, karena kita tidak pernah menegakkan hukum," katanya.

Mantan akrivis PII ini mengatakan bangsa yang maju mempunyai tiga ciri yakni industrialisasi, demokratisasi dan modernisasi, sedangkan yang menjadi contoh adalah yang terjadi di Eropa, karena ada "rational legal system".

"Rational legal system ini memfasilitasi terjadinya pemisahan antara peran publik dan peran `private`. Di Indonesia banyak pejabat yang belum bisa membedakan keduanya sehingga terjadi penyalahgunaan wewenang," katanya.

Dalam pandangan Sofyan Djalil, bangsa Indonesia saat ini secara ekonomi kondisinya bagus tetapi secara moral mengalami penurunan.

"Zaman dahulu polisi hanya membawa pentungan dan dihormati, sekarang ada yang polisi membawa senjata M-16 malahan dirampas," katanya.

Sofyan kemudian bercerita di Indonesia timur ada kebiasaan bila dalam satu marga ada satu orang yang berhasil, maka orang yang berhasil ini wajib membantu saudara-saudaranya, kalau orang yang berhasil ini tidak membantu saudaranya, maka dia akan disalahkan.

Namun, ujar Sofyan, kalau menggunakan kekuasaan publik untuk private itu merupakan penyalahgunaan wewenang. "Jabatan publik itu amanah dan amanah itu harus diabdikan untuk yang memberi amanah tersebut," ujar Sofyan A Djalil.

Salah satu kelemahan bangsa Indonesia dalam memberantas budaya korupsi adalah karena terlalu musah memberikan toleransi. "Kita terlalu toleran terhadap pelanggaran nilai, sehingga generasi sekarang merupakan generasi yang kehilangan nilai atau value disoriented," katanya. [TMA, Ant]

No comments:

Post a Comment