Sabtu, 19 Oktober 2002.
Defisiensi Modal Mulia Industrindo Rp 1,37 Triliun JAKARTA-PT Mulia Industrindo Tbk mengalami defisiensi modal sebesar Rp 1,37 triliun sepanjang tahun 2001.
Direktur Mulia Industrindo Hendra Heryadi Widjonarko dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Jakarta mengatakan penyebab utama terjadinya defisiensi modal adalah karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Menurut dia, penurunan kurs tersebut menyebabkan semakin meningkatnya rugi selisih kurs mengingat pinjaman luar negeri perseroan sebesar US$ 521 juta. Selain tahun 2001, papar Hendra, tahun 1999 perseroan juga mencatatkan defisiensi modal sebesar Rp 923,7 miliar.
Hendra juga mengungkapkan pada saat ini perseroan sedang melaksanakan restrukturisasi ulang atas pinjaman Mulia Industrindo dan dua anak perusahaannya, yaitu PT Muliaglass dan PT Muliakeramik Indahraya Tbk.
Menurut dia, restrukturisasi pertama dilakukan pada 21 Desember 2000, namun terpaksa harus diulang karena faktor melemahnya arus kas kedua anak perusahaan sebagai dampak penurunan daya beli konsumen.
Dengan restrukturisasi ulang tersebut, tutur Hendra, diharapkan akan dapat memperkuat permodalan perseroan dan anak-anak perusahaan. (setri)
Antam Pastikan Rencana Pembelian KPC Tidak Akan Mengganggu Pendanaan FeNi III
JAKARTA-PT Aneka Tambang Tbk. memastikan rencana untuk membeli PT Kaltim Prima Coal tidak akan mengganggu skim pendanaan proyek Ferro Nikel III.
Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Dohar Siregar mengatakan saat ini perseroan telah membentuk tim untuk melakukan uji tuntas terhadap KPC. Menurut dia, saat ini tim tersebut akan melakukan evaluasi apakah pembelian KPC tersebut akan meningkatkan nilai pemegang saham.
Keputusan pembelian Kaltim Prima tersebut, papar Dohar, akan sangat tergantung hasil evaluasi tim due dilligence, namun pada prinsipnya skim pendanaan tersebut tidak akan mengganggu skim pendanaan proyek Ferro..
Seperti diketahui, pemerintah melalui sidang kabinet terbatas pada Juli lalu, memutuskan bahwa dari 51 persen saham Kaltim Prima, yang wajib diinvestasikan sebesar 31 persen akan ditawarkan kepada pemerintah propinsi Kalimantan Timur. Sisanya, sebesar 20 persen, akan ditawarkan ke pemerintah pusat. Selanjutnya, porsi saham itu akan ditawarkan dengan tender ke Antam dan PT Tambang Batubara Bukit Asam.
Sisi lain, Antam akan berencana membangun FeNi III dengan kebutuhan biaya sebesar $360 juta. Dana pembangunan tersebut didapat dari IKAB Hermes Jerman, yang dijanjikan akan dikucurkan pada bulan Maret 2003. (setri)
Sisa Dana Hasil Penawaran Umum Roda Panggon Rp 1,12 miliar
JAKARTA-PT Roda Panggon Harapan Tbk masih menyisakan dana hasil penawaran umum sebesar Rp 1,12 miliar.
Direktur Utama Roda Panggon Richard Wiriahardja dalam penjelasannya ke Badan Pengawas Pasar Modal mengatakan keseluruhan dana tersebut ditempat oleh perseroan dalam bentuk deposito sebesar Rp 975 juta dan rekening giro Rp 33,5 juta di di PT Bank Victoria International Tbk. Selain itu, di PT Bank Panin Tbk dalam bentuk rekening giro sebesar Rp 115,44 juta.
Richard juga menjelaskan, hingga September 2002 perseroan juga telah menggunakan dana hasil penawaran umum untuk membayar utang masing-masing sebesar Rp 4,94 miliar kepada PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. dan Rp 10,399 miliar ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional. (Setri)
No comments:
Post a Comment