Cari Berita berita lama

KoranTempo - Curahan Hati Glenn Fredly

Kamis, 3 Juli 2003.
Curahan Hati Glenn Fredly JAKARTA -- Hujan membasahi Ibukota, suatu sore di bulan Januari lalu. Guyuran titik air yang seperti dicurahkan dari langit itu mendatangkan suasana melankolis bagi Glenn Fredly yang sedang asyik bersantai di rumahnya di Jakarta. Tanpa sadar, Glenn menyenandungkan sebuah melodi dengan dentingan bilah-bilah grand piano yang teronggok di studio kecilnya itu.

Tangan nyong Ambon ini pun spontan menorehkan lirik lagu. Apa yang belakangan mengganjal di hatinya langsung tertuang dalam sebentuk lirik. Berat bebanku meninggalkanmu/Separuh nafas jiwaku sirna/Bukan salahmu, apa dayaku/Mungkin benar, cinta sejati tak berpihak pada kita/Kasihku, sampai di sini kisah kita/Jangan tangisi keadaannya/Bukan karena kita berbeda/Selamat Tinggal kisah sejatiku...

Tak salah jika para penggemar menduga penggalan lagu bertajuk Januari tadi adalah cerminan perasaan hati Glenn lantaran kisah asmaranya dengan Nola, personel AB Three, bubar. Meski tak mengiyakan dengan tegas, Glenn pun tak menolaknya mentah-mentah. Januari adalah salah satu single hit pada album terbarunya, Selamat Pagi, Dunia!.

Album ketiga itu dilempar ke pasaran akhir pekan lalu setelah dipersiapkan Glenn hampir tiga tahun. "Album ini memang seperti buku harian saya," ungkapnya. Glenn membuat tiga lagu selain Januari, yaitu Sekali Ini Saja dan Selamat Pagi, Dunia!. Sejumlah pencipta lain turut membantu, Bebi Romeo (Selama Kau Mau) dan Yovie Widianto (Pada Satu Cinta).

Glenn Fredly Deviano Latuihamallo, nama lengkap penyanyi ini, begitu bahagia album ketiganya bisa dirilis. Pasalnya, diam-diam Glenn menyimpan kekhawatiran langkahnya sebagai penyanyi rekaman bakal kandas di tengah jalan setelah melempar album kedua, Kembali, tahun 2000. Dua tahun terakhir, belantika musik Tanah Air memang sedang tak ramah dengan kehadiran penyanyi solo, terutama penyanyi solo pria.

Untunglah, Sony Music Entertainment Indonesia, produser yang membidani kelahiran dua album Glenn, punya komitmen penuh. "Di tengah dominasi grup band, susah bicara angka penjualan tinggi buat penyanyi solo. Ini soal musim atau tren saja. Tahun 1980-an penyanyi solo kan pernah berjaya," papar Sutanto Hartono, Managing Director Sony Music Entertainent Indonesia-Malaysia. Untuk penyanyi solo, angka penjualan 200 ribu sudah merupakan prestasi.

Dari segi kualitas, toh, Glenn bisa berbicara. Buktinya, seabrek penghargaan telah diraihnyam seperti Anugerah Industry Music, Malaysia, kategori Album Indonesia Terbaik (2000), lagu terbaik pilihan pendengar di Planet Musik Award, Singapura (2000),

lagu terbaik dan penyanyi pria terbaik kategori musik R&B AMI-Sharp Awards (2001), dan The Funkiest Male Singer Clear Top Ten (2001).

Maka Sony Music pun memberikan kesempatan Glenn untuk membuat album ketiga. Tentu dengan sedikit perubahan di sana sini demi tuntutan komersialitas. Irama musik jazz dan R&B yang menjadi latar bermusik Glenn hanya menjadi nuansa kemasan musik pada 10 tembang yang terkemas pada album Selamat Pagi, Dunia!. Bandingkan dengan gaya dua album sebelumnya, Glenn (1998) dan Kembali (2000).

Bahkan, Terpesona, single hit yang melambungkan nama Glenn ketika masih bergabung pada grup musik Funk Section, hadir kembali pada album ini dengan kemasan lebih ngepop. Duet Glenn dan Audy pada Terpesona terasa sangat encer. Namun, sesekali Glenn tetap mencoba menimbuhkan liukan-liukan improvisasi vokal khasnya. "Ada satu keasyikan tersendiri menghadirkan kembali lagu ini berduet dengan Audy," papar pemuda kelahiran Jakarta, 30 September 1975 ini.

Munculnya lagu daur ulang dalam album ini diakui Glenn sebagai hasil rembukannya dengan Sony Music. Lulusan Fakultas Komunikasi Universitas Moestopo Jakarta ini juga menggandeng banyak musisi kondang untuk menciptakan kesegaran dan energi baru dalam albumnya. Ada Stephen Santoso yang sukses mencetak hit dalam album Audy, 18.

Stephen menyumbang lagu Belum Saatnya (Berpisah) yang menampilkan warna vokal Glenn yang khas. Ada juga Dian Pramana Poetra, musikus dan penyanyi yang pernah berjaya di tahun 1980-an, yang menyumbang Tetes Embun. "Dengan Mas Dian, saya banyak menggali ilmu bagaimana menjadi solois yang handal. Kita tetap harus punya warna sampai kapan pun meski harus bertoleransi dengan pasar," ujar Glenn.

Hampir semua lagu yang disumbangkan para pencipta itu, entah kebetulan atau tidak, justru menunjukkan sebagian emosi dan pikiran Glenn saat penggarapan albumnya. Selama Kau Mau karya Bebi Romeo, misalnya, seolah menjadi penegasan harapan Glenn akan kepasrahannya pada kehidupan asmaranya. Singkatnya, album ini bisa dikatakan sebagai curahan hati Glenn yang dirasakannya saat penggarapan album. Sementara itu, dalam hal musikalitas, juara ketiga International Song Festival Asia Dauzy di Rusia ini mengakui banyak menemukan pengalaman baru. "Yang jelas, saya puas dengan album ini. Saya juga merasa kualitas vokal saya makin prima," katanya. telni rusmitantri

No comments:

Post a Comment