Cari Berita berita lama

detikcom - Format Baru Kesaktian Pancasila, Presiden Tidak Keliling Lagi

Sabtu, 1 Oktober 2005.
Format Baru Kesaktian Pancasila, Presiden Tidak Keliling Lagi
Luhur Hertanto - detikcom

Jakarta -
Format baru yang diperkenalkan dalam peringatan Kesaktian Pancasila mulai tahun ini ternyata terletak pada naskah ikrar kesetiaan kepada Pancasila. Selain itu format barunya Presiden dan Wapres untuk pertama kalinya tidak lagi berkeliling Monumen Kesaktian Pancasila untuk melihat museum dan diorama tragedi G30S/PKI.

Peringatan Kesaktian Pancasila dilakukan di Monumen Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu (1/10/2005). Dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai Inspektur Upacaranya.

Dalam peringatan ini Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bertindak sebagai pembaca teks pembukaan UUD 1945. Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita bertindak sebagai pembaca teks Pancasila. Sedangkan Ketua DPR Agung Laksono sebagai pembaca ikrar kesetiaan.

Perubahan ini terjadi dalam alenia pertama ikrar kesetiaan. Dalam ikrar yang baru menyebutkan "Menyadari kenyataannya sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 banyak terjadi rongrongan terhadap NKRI baik dari dalam maupun luar negeri...yang akan menumbangkan Pancasila...".

Pada ikrar yang lama, isi ikrarnya adalah "Menyadari kenyataannya sejak tanggal 30 September 1965...".

Perubahan lainnya adalah kepala negara tidak lagi berkeliling area monumen kesaktian pancasila untuk melihat museum dan diorama tragedi G30S/PKI. Jadi setela upacara dinyatakan selesai oleh protokol, Presiden dan Wakil Presiden melakukan ramah tamah dengan keluarga korban dan setlah itu langsung meninggalkan lokasi acara.

Tidak Tahu

Beberapa keluarga dari pahlawan revolusi menyatakan ketidaktahuannya tentang format baru dalam upacara peringatan Kesaktian Pancasila ini. Misalnya saja adik Kapt Pierre Tendean, Ny Mitzi Ferre. "Saya bisa terima, dan saya paham beliau kan juga sibuk lagipula ini ritual tiap tahun," ujarya.

Para saksi sejarah ini juga meminta agara pelaksanaan Kesaktian Pancasila ini tidak dihilangkan dari agenda Presiden. "Saya merasa senang. Saya berharap peringatan ini tidak dihapuskan karena ini kan sejarah," pintanya.
(
ary
)

No comments:

Post a Comment