Rabu, 11 Januari 2006.
Amipka Minta Kapolri Copot Makbul Padmanegara
Ahmad Dani - detikcom
Jakarta -
Beberapa kasus korupsi yang terjadi di Mabes Polri kembali mencuat ke permukaan. Setelah BNI, Kasus Alkom dan Jarkom juga membelit institusi kepolisian ini. Kapolri didesak untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Bahkan, Kabareskrim Mabes Polri dituntut untuk diganti.
"Saya minta Jenderal Sutanto untuk segera mengganti posisi Kabareskrim Komjen Pol Makbul Padmanegara dengan seorang perwira tinggi yang lebih netral dan berani untuk memeriksa jenderal yang terlibat," kata Direktur Aliansi Masyarakat Independen Pemantau Aparatur Negara (Amipka) David Ridwan Betz dalam keterangan persnya kepada detikcom Selasa (10/1/2006).
Hal ini dilakukan karena, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Makbul Padmanegara akan ragu untuk menyidik dan memeriksa Da'i Bachtiar, mengingat Makbul adalah perwira tinggi hasil bentukan Da'i Bachtiar.
"Sudah tentu secara psikologis beliau (Makbul) akan tertekan apabila dihadapkan dengan tugas besar ini," jelas David.
Padahal, David menilai, sebagai pintu pembuka pengusutan kasus ini harus dilakukan dengan cara memanggil mantan Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar. " Ini untuk membuka secara lebar dan lebih detail lagi kasus tersebut," jelasnya
Selain Da'i Bachtiar, Amipka juga berpendapat Wakapolri Komjen Pol Adang Dorodjatun sangat layak dijadikan sebagai saksi kunci dalam penuntasan kasus korupsi Jarkom dan Alkom Polri.
"Tidak ada yang harus ditutup-tutupi. Semuanya harus dilibas, kalau tidak potret lembaga kepolisian akan buram," cetus David.
David juga optimis jika Polri mampu menuntaskan dua kasus besar di atas maka citra kepolisian akan kembali cemerlang.
Amipka juga menyambut positif dengan dibentuknya 2 tim khusus yang sepesial memburu korupsi BNI dan Alkom dan Jarkom Mabes Polri. Bahkan, tambah David, Amipka memantau nama-nama setiap perwira yang masuk dalam tim tersebut.
(
ahm
)
No comments:
Post a Comment